Bumi Menuju Era 3°C

Dengan peningkatan suhu sebesar 3°C dari era pra-industri, miliaran orang akan terpapar kombinasi kelembaban dan panas yang mematikan, setidaknya setiap tahunnya.

Ilustrasi: Muid/ GBN.top

Menjelang Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim COP28 yang akan dimulai akhir bulan ini di Dubai, Uni Emirat Arab, Program Lingkungan PBB (UNEP) mengeluarkan “Emissions Gap Report 2023,” laporan tahunan yang sangat penting dalam konteks perubahan iklim global.

Isi laporan merupakan pendapat para ilmuwan iklim terkemuka di dunia tentang perbedaan signifikan antara tingkat emisi gas rumah kaca penyebab perubahan iklim, yang kita alami saat ini, dan apa yang diperlukan untuk mengekang pemanasan global.  

Persetujuan Paris 2015 tentang Perubahan Iklim menetapkan kenaikan suhu global abad ini agar di bawah 2ºC dibandingkan suhu pra-industri dan diupayakan menekannya hingga 1,5ºC.  

Hingga awal Oktober tahun ini, tercatat 86 hari dengan suhu lebih dari 1,5°C di atas level pra-industri. September adalah bulan terpanas yang pernah tercatat, dengan suhu rata-rata global 1,8°C di atas level pra-industri.

Emissions Gap Report 2023 menunjukkan bahwa emisi gas rumah kaca global meningkat sebesar 1,2% dari 2021 ke 2022 mencapai rekor baru 57,4 Gigaton setara karbon dioksida (GtCO2e). Emisi di negara-negara G20 meningkat sebesar 1,2% pada tahun 2022.

Fakta ilmiahnya, semakin tinggi konsentrasi CO2 di atmosfer, maka suhu di Bumi juga akan semakin tinggi. Sementara itu, tingkat CO2 di atmosfer tergantung pada jumlah emisi yang dihasilkan oleh manusia, seperti penggunaan bahan bakar fosil dan perubahan tata guna lahan.

Karena tren yang mengkhawatirkan di atas, dan upaya mitigasi (mengurangi gas rumah kaca) yang tidak memadai, dunia berada pada jalur kenaikan suhu jauh di atas tujuan iklim yang disepakati. Menurut Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterez: “tren saat ini mendorong planet kita ke jalur buntu dengan kenaikan suhu 3°C.”

Dengan peningkatan suhu sebesar 3°C dari era pra-industri, miliaran orang akan terpapar kombinasi kelembaban dan panas yang mematikan, setidaknya setiap tahunnya. Selain itu hampir sepertiga spesies endemik darat dan separuh spesies endemik laut berpotensi punah. Peningkatan suhu 3°C juga berpotensi mengurangi cadangan air tanah, sumber penting untuk pasokan air minum di banyak wilayah dunia.

“Emissions Gap Report 2023” menyerukan semua negara untuk mewujudkan transformasi pembangunan rendah karbon di seluruh sektor perekonomian, dengan fokus pada transisi ke energi ramah lingkungan.  

Transisi pembangunan  rendah karbon menimbulkan tantangan ekonomi dan institusional bagi negara berpenghasilan rendah dan menengah, tetapi juga menyediakan peluang signifikan. Transisi di negara-negara tersebut dapat membantu memberikan akses energi universal, mengangkat jutaan orang dari kemiskinan, dan memperluas industri strategis. 

Pertumbuhan energi terkait dapat dipenuhi secara efisien dan adil dengan energi berkarbon rendah karena energi terbarukan semakin murah, serta itu pekerjaan hijau akan bertambah dan udara menjadi lebih bersih.

Untuk mencapai ini, bantuan keuangan internasional harus ditingkatkan secara signifikan, dengan sumber modal publik dan swasta baru yang direstrukturisasi melalui mekanisme pembiayaan – termasuk pembiayaan utang, pembiayaan konsesional jangka panjang, jaminan, dan pembiayaan katalitik – yang menurunkan biaya modal.

COP28 akan fokus pada “Global StockTake” pertama, yaitu sebuah proses bagi negara-negara dan pemangku kepentingan untuk setiap 5 tahun melihat kemajuan yang dicapai secara kolektif dalam mencapai tujuan Persetujuan Paris, dari sisi mitigasi, adaptasi, dan pendanaan iklim. Setelah “Global Stocktake,” negara-negara memiliki waktu dua tahun untuk menguraikan rencana mereka dalam menangani krisis iklim secara lebih tangguh.

Selain kesepakatan internasional dan kebijakan berbagai negara, masyarakat umum juga sebaiknya memahami bahwa setiap upaya, seberapa kecil pun, dapat membuat perbedaan dalam perjuangan melawan perubahan iklim.

Pendidikan dan peningkatan kepedulian merupakan kunci dalam perjuangan ini. Semakin banyak orang memahami masalah dan solusinya, semakin banyak yang akan bergabung dalam mengatasinya. Tidak hanya orang dewasa, tetapi juga generasi muda mendapat manfaat dari pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya tindakan menangani krisis iklim.

Kolumnis
Pegiat Harmoni Bumi

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: redaksi.gbn@gmail.com