Coaching for Sustainability

Dengan menjembatani kesenjangan antara ilmu lingkungan dan praktik sehari-hari, coaching tidak hanya memberdayakan individu, kelompok, atau tim, tetapi juga memicu perubahan yang dapat mempertahankan keindahan dan sumber daya alam untuk generasi mendatang

Ilustrasi: Muid/ GBN.top

Minggu ini adalah International Coaching Week, perayaan global selama sepekan mengenai kekuatan dan dampak coaching profesional. yang berlangsung pada 13-19 Mei.  

Proses coaching (mendampingi) melibatkan coach yang bersertifikat, memiliki etika dan berpengalaman minimal 60 jam dalam sesi coaching. Interaksi melalui perbincangan dilakukan selama kurun waktu yang ditetapkan bersama dengan coachee (dampingan), baik perusahaan atau tim yang mempunyai tujuan sama yang ingin mengoptimalisasi performa kerja karyawan, organisasi nirlaba, hingga yang perorangan.

Seorang coach bermitra dalam proses ko-kreatif dan reflektif dengan coachee melalui cara yang menginspirasi untuk memaksimalkan kemampuan dan potensi personal dan profesional yang dapat diterapkan dalam menyikapi berbagai hal. Ini sejalan dengan definisi International Coaching Federation, sebuah organisasi global terkemuka dalam pemberdayaan manusia melalui teknik coaching, yang juga menginisiasi International Coaching Week sejak tahun 1999.  

Seorang coach dapat mendampingi individu yang ingin hidup lebih ramah lingkungan, atau berkolaborasi dengan pimpinan sebuah perusahaan yang ingin mengurangi dampak perubahan iklim dari usahanya. Contoh lain adalah kelompok mahasiswa yang ingin memperjuangkan penggunaan energi terbarukan di komunitasnya, atau sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat yang berusaha menghindari kepunahan keanekaragaman hayati.  Kementerian dan Lembaga pemerintahpun dapat bekerja sama dengan coach untuk meningkatkan wawasan jajarannya terhadap apa yang dibutuhkan untuk mempercepat perubahan.   

Selama International Coaching Week, berbagai entitas di seluruh dunia berupaya memahami, mengeksplorasi, menguji, dan menemukan kemungkinan yang diberikan melalui coaching. Bentuk acaranya dapat berupa webinar, konferensi, lokakarya pendidikan, diskusi panel, demonstrasi coaching, sesi coaching pro bono, dan banyak lagi yang diselenggarakan  dalam berbagai bahasa dan zona waktu di seluruh dunia.  

Sebuah acara dalam bentuk Instagram Live baru saja dilakukan kemarin di Indonesia dengan topik Coaching for Sustainability, atau Pendampingan untuk Keberlanjutan. Acara ini membahas bagaimana coaching dapat menjadi sarana untuk mencapai tujuan keberlanjutan di berbagai aspek kehidupan serta mengeksplorasi prinsip-prinsip coaching yang dapat mendukung upaya pelestarian lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Sebagai Sustainability Mindset Coach saya menjadi narasumber bersama Dr. Darhamsyah Jamaluddin, seorang certified executive coach dan juga pengajar pada program pasca sarjana di Universitas Hasanuddin, Narasumber lainnya Dietra Anandani, seorang communication & wellness coach serta Board IAP2 (International Association of Public Participation) di Indonesia. Hanna Astaranti, coaching practitioner dan communication & engagement specialist memandu acara tersebut.  

Menurut Darhamsyah, esensi dari coaching yang dapat dikaitkan dengan keberlanjutan meliputi tiga hal. Pertama, melalui coaching, energi seseorang yang rendah dapat ditingkatkan. Kedua, coaching mendorong rasa ingin tahu yang konstan. Ketiga, coaching membantu melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada di depan. Energi digunakan untuk membangun keberlanjutan, berinovasi dengan rasa ingin tahu, dan melihat kemungkinan dengan harapan di tengah kekhawatiran tentang perubahan iklim dan hal lainnya. Coaching berperan dalam membangun harapan dan menciptakan peluang baru untuk pembangunan berkelanjutan. Generasi muda kini telah menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam hal ini.  

Dietra berpendapat, penting untuk menginisiasi proses yang teratur untuk menyelaraskan frekuensi di antara pelaku isu keberlanjutan. Coaching misalnya, tidak cukup hanya dengan satu pertemuan; ia harus bergerak secara ritmis, menggerakkan pertemuan dengan jangka waktu tertentu. Selain itu, harus ada pemantik, dengan pertanyaan-pertanyaan kritis serta mendengarkan dengan baik untuk membuat orang berpikir dan lebih waspada terhadap situasi dan kondisi yang ada. Inisiatif program reguler bertujuan untuk membangun kesadaran baru dan memungkinkan setiap orang bergerak sesuai jalurnya masing-masing. Pendampingan untuk keberlanjutan adalah proses menjaga kesadaran lingkungan, agar tetap bertumbuh dan berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini perlu dilakukan agar terciptanya keseimbangan bagi alam.   

Saya sendiri mengangkat kembali prinsip-prinsip sustainability mindset yang mencakup dimensi nilai (being), dan pengetahuan (thinking), yang diungkapkan dalam tindakan atau kompetensi (doing). Sehingga pola pikir keberlanjutan dapat didefinisikan sebagai cara berpikir dan nilai yang dihasilkan dari suatu pemahaman yang luas tentang manifestasi ekosistem serta fokus introspektif pada nilai-nilai pribadi dan diri yang lebih tinggi. Juga menemukan ekspresinya dalam tindakan demi kebaikan yang lebih besar secara keseluruhan.  

Coaching for Sustainability menawarkan jalur yang penuh harapan untuk mengatasi masalah lingkungan sambil mempromosikan kesejahteraan ekonomi dan sosial. Dengan menjembatani kesenjangan antara ilmu lingkungan dan praktik sehari-hari, coaching tidak hanya memberdayakan individu, kelompok, atau tim, tetapi juga memicu perubahan yang dapat mempertahankan keindahan dan sumber daya alam untuk generasi mendatang.

 

Kolumnis
Pegiat Harmoni Bumi

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: [email protected]