Meneropong Teknologi Lingkungan 2033

Teknologi terkait lingkungan yang akan berkembang pada 2033 meliputi internet untuk segala, kecerdasan buatan dan analitik, kembar digital, penyimpanan awan, sekuritas, dan  rantai blok.

Ilustrasi: Muid/ GBN.top

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Direktorat Pengukuran dan Indikator Riset Teknologi dan Inovasi menyelenggarakan diskusi kelompok terpumpun tentang pandangan ke depan teknologi (technology foresight) sektor energi dan lingkungan. Pada diskusi bersama nara sumber dari PERTAMINA dan PLN, saya mengawalinya dengan membahas polikrisis. Sebagaimana telah diulas pada media ini, polikrisis adalah menyatunya berbagai tantangan jangka panjang yang dihadapi manusia dalam beberapa dekade terakhir, sehingga menimbulkan dinamika tersendiri.  

Contoh terdekat polikrisis adalah pandemi COVID-19, perang di Ukraina dan dampaknya bagi pasar energi global, biaya hidup yang terus meningkat, dan krisis iklim yang kesemuanya saling memengaruhi dan memperdalam kerugian bagi umat manusia. Dengan memahami polikrisis, maka narasi masalah lingkungan dan solusinya tidak lagi dapat dilakukan secara linier, tanpa merujuk pada kondisi global lainnya.  

Meneropong kehidupan masa depan memerlukan kemampuan seorang futuris. Bukan untuk meramal, namun menggambarkan apa yang mungkin terjadi dan mempersiapkan perubahan yang barangkali berlangsung. Futuris memiliki latar belakang keilmuan, menggunakan berbagai cabang pengetahuan, hasil penelitian, data, informasi ribuan publikasi, dan analisis berdasarkan tren yang berkembang.  Ia cenderung mengambil perspektif yang lebih luas, mempertimbangkan cakrawala waktu yang lebih lama, dan memasukkan lebih banyak faktor dalam studinya dibandingkan analis ekonomi, spesialis teknologi, kritikus sosial ataupun komentator politik.  

Rentang waktu yang disarankan oleh futuris untuk mempelajari skenario dan strategi masa depan adalah 10 tahun. Jadi di tahun 2023 ini, idealnya meneropong apa yang mungkin terjadi di tahun 2033. Mengapa demikian, karena para ahli psikologi dan juga peneliti bisnis mengamati bahwa manusia memiliki fleksibilitas mental untuk berpikir 10 tahun ke depan. Sepuluh tahun adalah waktu yang cukup lama untuk masyarakat percaya bahwa segala sesuatunya bisa berbeda, misalnya untuk adopsi teknologi baru maupun untuk perubahan sosial.  

Pada Global Risk Report 2023 dari World Economic Forum tercatat bahwa risiko global jangka panjang, khususnya tahun 2033,  didominasi oleh risiko lingkungan yang memburuk. Untuk pertama kalinya dalam laporan yang setiap tahun dimutakhirkan ini, risiko iklim terpisah menjadi kegagalan mitigasi perubahan iklim (mengurangi penyebab) dan kegagalan adaptasi perubahan iklim (menyesuaikan terhadap dampak). Keduanya menempati peringkat teratas sebagai risiko paling parah, diikuti oleh bencana alam dan peristiwa cuaca ekstrem, serta hilangnya keanekaragaman hayati dan keruntuhan ekosistem. Perencanaan riset dan teknologi prioritas layaknya mengikuti risiko yang akan dihadapi pada 2033.  

Kesepakatan internasional dalam menyikapi masalah global seperti Konvensi Kerangka PBB untuk Perubahan Iklim, Konvensi keanakeragaman Hayati, dan Agenda 2030 - Tujuan Pembangunan Berkelanjutan juga perlu menjadi rujukan untuk pengembangan riset dan teknologi, karena kesepakatan internasional akan diratifikasi menjadi peraturan perundang-undangan dan kebijakan nasional, yang menjadi basis penggalangan pendanaan.  

Contohnya, pada 2033 pasar teknologi lingkungan di tingkat global, menurut Future Market Insights, diperkirakan sebesar US$182,54 miliar, dengan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) dari 2023-2033 sebesar 24,5%. Pertumbuhannya demikian pesat karena masyarakat lebih paham perubahan iklim dan dampaknya. Selain itu ada pelaksanaan peraturan dan kebijakan yang dirancang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memajukan keberlanjutan. Ditambah lagi majunya teknologi dalam penyimpanan energi terbarukan, maupun penangkapan dan penyimpanan karbon.  

Masih menurut Future Market Insights, jenis-jenis teknologi terkait lingkungan yang akan berkembang pada 2033 meliputi internet untuk segala, kecerdasan buatan dan analitik, kembar digital, penyimpanan awan, sekuritas, dan  rantai blok. Berbagai jenis teknologi tersebut akan digunakan untuk menangani masalah lingkungan di masa itu, antara lain untuk manajemen jejak karbon, bangunan ramah lingkungan, pemurnian air, pemantauan kondisi tanah, pemantauan dan prakiraan cuaca, pemantauan pencemaran, serta penambangan dan eksplorasi berkelanjutan.  

BRIN menekankan perlunya technology foresight sebagai proses hulu dari pengembangan teknologi baru. Ini diperlukan untuk merumuskan kebijakan penelitian yang mengarah pada invensi dan/atau inovasi. Saat ini Indonesia sedang mengembangkan peraturan pemerintah tentang pengelolaan beserta rencana induk sains, teknologi, dan inovasi.

Kolumnis
Pegiat Harmoni Bumi

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: redaksi.gbn@gmail.com