Sebanyak 99% populasi dunia kini menghirup udara yang tercemar. Pada tahun 2021, polusi udara menyebabkan 8,1 juta kematian, dengan lebih dari 90% kematian tersebut berhubungan dengan penyakit tidak menular. Selain itu, lebih dari 700.000 kematian anak-anak di bawah usia lima tahun terjadi karena polusi udara di dalam rumah dan lingkungan luar.
Fakta mengerikan di atas diangkat pada peringatan International Day of Clean Air for Blue Skies - Hari Internasional Udara Bersih untuk Langit Biru yang dirayakan pada setiap 7 September untuk menyoroti urgensi mengatasi ancaman polusi udara yang semakin berkembang.
Polusi udara sudah lama menjadi kontributor utama berbagai penyakit dan kematian dini. Selain itu, polusi udara juga memperburuk prospek ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Banyak sumber polusi udara, seperti penggunaan bahan bakar fosil dan biomassa, juga menjadi penyebab utama emisi gas rumah kaca yang memicu pemanasan global. Dengan kata lain, polusi udara tidak hanya merusak kesehatan manusia, tetapi juga berkontribusi pada perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan.
Seperti halnya perubahan iklim, polusi udara memengaruhi semua orang, tetapi kelompok tertentu lebih rentan terhadap dampaknya. Kelompok ini termasuk ibu hamil, bayi dan anak-anak, lansia, mereka yang hidup dalam kemiskinan, serta komunitas yang secara historis terpinggirkan. Tantangan ini begitu besar dan mendesak sehingga tidak boleh diabaikan.
Tema peringatan Hari Udara Bersih tahun ini adalah Invest in #CleanAirNow atau "Berinvestasi dalam Udara Bersih Sekarang," untuk menekankan pentingnya kemitraan yang harus lebih kuat, peningkatan investasi, serta tanggung jawab bersama untuk memerangi polusi udara.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, jika kita bertindak sekarang, ada harapan untuk masa depan yang lebih baik. Penurunan emisi polutan udara tertentu dapat mengurangi kerugian hasil pertanian global hingga separuh pada tahun 2050. Selain itu, pengurangan emisi metana—yang merupakan gas rumah kaca dan polutan udara utama—dapat menghemat biaya antara 4 miliar hingga 33 miliar dolar AS. Sebaliknya, jika kita tidak mengambil tindakan, dampaknya akan sangat besar, dengan polusi udara diperkirakan menghabiskan biaya ekonomi global hingga 8,1 triliun dolar AS per tahun, setara dengan 6,1% dari PDB global akibat meningkatnya biaya perawatan kesehatan.
Di seluruh dunia, International Day of Clean Air for Blue Skies diperingati melalui berbagai kegiatan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kualitas udara bersih. Pemerintah, organisasi internasional, dan masyarakat sipil mengadakan diskusi, seminar, dan kampanye publik yang fokus pada bahaya polusi udara terhadap kesehatan dan lingkungan. Banyak negara memanfaatkan hari ini untuk meluncurkan kebijakan atau inisiatif baru yang bertujuan mengurangi emisi, seperti program penghijauan, pengurangan kendaraan bermotor, serta investasi dalam energi bersih.
Selain itu, komunitas lokal dan global menggunakan platform media sosial untuk menyebarkan informasi dan berbagi aksi nyata yang dapat diambil oleh individu dan organisasi.
Di Yogyakarta, hari ini beberapa komunitas bergabung mengadakan acara “Tamasya Jogja-lan karo Climate Reality Indonesia: Green Footprints on International Day of Clean Air.” Tamasya Jogja-lan merupakan salah satu jenama kegiatan komunitas Pedestrian Jogja, bagian dari Koalisi Pejalan Kaki; dan ‘karo’ merupakan jenis kegiatan kolaborasi setara. Tamasya Jogja-lan bermula di sebuah ruang terbuka hijau publik, untuk kemudian menyusuri trotoar dan juga mengendarai Trans Jogja Istimewa.
Media ini pernah membahas kegiatan Green Footprints di Kota Solo, pada artikel “Berjalan Kaki untuk Jejak Hijau.”
Di tingkat internasional, Climate and Clean Air Coalition meluncurkan Air Quality Management Exchange Platform (AQMx), sebuah platform untuk membantu para profesional di bidang kualitas udara menangani polusi udara. Platform ini menyediakan panduan dan alat terkini yang sesuai dengan target sementara WHO Air Quality Guidelines. AQMx juga membantu mengatasi kekurangan kapasitas manajemen kualitas udara, termasuk pemantauan, pengembangan inventaris, dan penilaian dampak kesehatan.
Melalui peringatan Hari Internasional Udara Bersih untuk Langit Biru, pemerintah, perusahaan, masyarakat sipil, dan individu didorong untuk bersama-sama berinvestasi dalam udara bersih sekarang juga. Pada kenyataannya, perubahan yang transformatif hanya dapat tercapai melalui kerjasama kolektif.