Adhi Karya Catat Kenaikan Laba Bersih 47 Persen, Kereta LRT Siap Beroperasi

PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mencatatkan perbaikan leverage dengan total liabilitas yang berkurang dari Rp34,2 triliun pada 2021 menjadi Rp31,2 triliun pada 2022.

Bendera Adhi Karya berkibar di proyek-proyek yang dibangun (Sarwani)

PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mencatat pendapatan (revenue) sebesar Rp13,5 triliun sepanjang 2022 atau naik 18 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021 sebesar Rp11,5 triliun. Perusahaan plat merah itu juga membukukan kenaikan laba sebesar 47 persen menjadi Rp81,2 miliar.

Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson mengungkapkan, BUMN karya itu juga mencatatkan perbaikan leverage dengan total liabilitas yang berkurang dari Rp34,2 triliun pada 2021 menjadi Rp31,2 triliun pada 2022 atau turun 9 persen.

“ADHI telah berhasil melakukan profiling liabilitas jangka pendek menjadi jangka panjang atas obligasi yang dimilikinya. Ekuitas ADHI juga bertambah dari Rp5,7 triliun di tahun 2021 menjadi Rp8,8 triliun di 2022 atau meningkat 56 persen,” kata Entus dalam Analyst Meeting Kinerja ADHI Tahun Buku 2022 di Jakarta, Rabu (15/3/23).

Menurut dia, perbaikan rasio leverage dari tahun sebelumnya terjadi dimana terdapat penurunan rasio DER total dari 6,05 kali pada tahun 2021 menjadi 3,53 kali pada tahun 2022.

Perbaikan kinerja perseroan tersebut berlanjut pada 2023. Kontrak baru sampai Februari 2023 mencapai Rp4,3 triliun atau tumbuh sebesar 35,5 persen dibandingkan tahun 2022. Perolehan kontrak baru ini didominasi oleh proyek jalan dan jembatan sebesar 64 persen, gedung 16 persen, sumber daya air 13 persen dan sisanya berasal dari proyek energi, properti, anak usaha lainnya.

Kinerja ADHI juga diharapkan juga akan bertumbuh pada tahun 2023 dengan rincian kontrak baru tumbuh 10 -15 persen, pendapatan tumbuh 10 -15 persen, dan laba bersih tumbuh 20- 25 persen.

Uji Coba LRT

Analyst Meeting tersebut berbarengan dengan uji coba kereta LRT yang seluruh konstruksinya dikerjakan oleh Adhi Karya. Pada kesempatan tersebut Entus menjelaskan, kereta tersebut diharapkan akan mulai beroperasi Juli tahun ini.

Selanjutnya, LRT akan diintegrasikan dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung sehingga akan beroperasi secara terpadu pada Agustus tahun ini.

Uji coba yang dilakukan meliputi sistem sinyal dengan melibatkan 10 rangkaian kereta LRT.  Kelak pada saat beroperasi penuh, LRT yang beroperasi akan mencapai 27 rangkaian.

Entus menjelaskan investasi yang sudah dihabiskan untuk pembangunan LRT tersebut mencapai Rp24 triliun. Namun angka ini diperkirakan akan bertambah melalui amandemen yang diajukan Adhi Karya karena ada pekerjaan tambahan di luar rencana awal. Namun dia menolak menyebutkan angkanya.

LRT diperkirakan akan mengangkut penumpang sebanyak 400.000 orang per hari jika sudah beroperasi secara penuh. Pada tahap awal diperkirakan target penumpang tersebut belum akan tercapai karena masyarakat belum terbiasa dengan moda transportasi yang serba otomatis tersebut.

Jurnalis GBN

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: redaksi.gbn@gmail.com