Pendeta Gilbert Lumoindong menyampaikan permohonan maaf soal isi ceramahnya yang dinilai telah melecehkan ibadah sholat dan zakat. Gilbert mengakui ceramahnya membuat umat Islam tersinggung dan memicu kegaduhan. Hal itu disampaikan Gilbert saat berkunjung ke Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Selasa 16 April 2024.
"Dengan segala kerendahan hati, saya Gilbert Lumoindong memohon maaf untuk segala yang terjadi dan kalau ada salah ucap, salah pengertian, salah diksi dan segala macam, salah dalam pembicaraan saya, percakapan saya dalam ceramah saya kepada umat muslim maupun umat lain juga yang merasa terganggu dengan ceramah itu," katanya.
Gilbert menegaskan, tidak ada niat darinya untuk menghina ajaran agama Islam apalagi bermusuhan dengan umat muslim. Dia mengaku sangat menghormati umat Islam di Indonesia.
"Dan sekali lagi, dari dasar hati saya yang terdalam, tidak ada niat sama sekali dari saya untuk mendatangkan kemusuhan ini,"ujarnya.
Pendeta kelahiran Jakarta 57 tahun lalu itu mengatakan dirinya sangat menghargai perbedaan dan mencintai rekan-rekan umat Islam. Gilbert pun berharap ke depannya buku kelam ditutup dan bersama-sama memajukan hal-hal yang lebih baik.
"Karena dari hati saya yang terdalam, saya menghargai perbedaan, saya mencintai rekan-rekan saudara mayoritas saya, yaitu umat muslim. Dan biarlah ke depannya kita tutup buku kelam kita dan kita maju lagi pada hal-hal yang lebih baik," ujarnya.
Gilbert juga berjanji tak akan melakukan hal yang bisa memicu kegaduhan lagi. Bahkan, Gilbert meminta maaf atas video-video sebelumnya yang menjadi viral.
"Kepada yang merasa tersinggung, kecewa, dan marah, izinkan saya datang dengan segala kerendahan hati menyampaikan maaf saya. Biarlah ke depannya lebih baik, dan saya berjanji untuk tidak mendatangkan hal-hal yang menimbulkan polemik di kemudian hari," imbuhnya.
Hadir dalam pertemuan tersebut Ketua MUI Yusnar Yusuf, Ketua MUI Cholil Nafis, Ketua MUI Jeje Zaenudin, Sekretaris Jenderal MUI Amirsyah Tambunan, Wakil Sekretaris Jenderal MUI Abdul Manan Ghani dan Arif Fahrudin, serta Bendahara MUI Erni Juliana.
Sebelumnya pada Senin 15 April 2024, Gilbert juga mengunjungi kediaman Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla. Tujuan kunjungan itu guna meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia atas kegaduhan yang terjadi akibat ceramahnya yang menyinggung soal sholat dan zakat.
"Dengan segala kerendahan hati meminta maaf karena kegaduhan yang ada," ujarnya.
Gilbert menyebut video ceramahnya telah dipotong-potong dan tidak memuat penjelasan yang lengkap. Dia menuturkan tidak bermaksud mengolok-olok umat Islam.
Sebaliknya Ketua Departemen Pekabaran Injil Badan Pengurus Pusat Sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI) itu menyebut ceramahnya adalah oto kritik terhadap umat Kristen.
"Penjelasan yang lengkap sebetulnya itu sebagai oto kritik umat Kristiani di mana saya bilang bahwa ibadahnya orang Muslim misalnya cukup setengah mati. Kenapa setengah mati? Karena berat, sehari lima kali. Kita orang Kristen seminggu sekali, udah itu seminggu sekalinya juga duduknya santai-santai," imbuhnya.
Gilbert menerangkan sebenarnya ceramah yang ia sampaikan bukan untuk khalayak umum. Ia menyebut ceramah tersebut diperuntukkan kepada internal jemaatnya.
"Tetapi karena jemaat kita ada dua; ada jemaat gereja, ada jemaat online. Jadi otomatis ada di YouTube kami. Tetapi itu jelas ada tulisan ibadah Minggu. Jadi karena itu sama sekali tidak dimaksudkan untuk umum," tutur dia.
Sementara itu Ketua DMI Jusuf Kalla mengajak seluruh umat Muslim menerima permohonan maaf ini. Terlebih permohonan maaf Gilbert disampaikan secara tulus dan tanpa paksaan.
"Jadi bagi seluruh umat islam yang sudah melihat video itu, jangan dilihat video itu sebagai, hanya itu saja. Tapi sebenarnya itu ada latar belakangnya, dan ada editan yang kalau di itu cukup berbahaya. Mari kita memaafkan karena tadi sudah minta maaf," ujar mantan Wakil Presiden RI ini.
Sebelumnya, Pendeta Gilbert Lumoindong menjadi viral setelah ceramahnya beredar di media sosial. Dalam ceramahnya Gilbert membandingkan zakat umat Islam sebesar 2,5 persen dengan perpuluhan umat Kristen sebesar 10 persen.
"Saya Islam diajari bersih sebelum sembahyang, cuci semuanya. Saya bilang, lu 2,5 (persen) gua 10 persen, bukan berarti gua jorok, disucikan oleh darah Yesus," kata Gilbert dalam ceramah.
Gembala Sidang GBI Glow Fellowship Centre ini menjelaskan perpuluhan 10 persen membuat umat Kristen tidak perlu repot bergerak dalam ibadah. Sementara umat Islam harus sholat karena hanya membayar zakat 2,5 persen.
Dalam potongan video tersebut, Gilbert juga sempat memperagakan gerakan mirip sholat.
"Yang paling berat terakhirnya mesti lipat kaki, enggak semua orang bisa," ucap Gilbert.