Wakil Menteri (Wamen) Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti menyatakan penyebab banjir di Bekasi, Jawa Barat bukan karena tanggul jebol. Melainkan karena intensitas hujan yang sangat tinggi dan menyebabkan aliran sungai meluap.
"Berdasarkan pengamatan kami, itu tidak ada tanggul yang jebol, tapi volume intensitas hujan itu memang sangat tinggi sekali. Jadi ini meluap," katanya.
Saat berbicara di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa 4 Maret 2025, Diana menuturkan pihaknya masih menuggu banjir surut ketimbang memaksakan menyedo air.
"Makanya kalau saya harus pompa, airnya mau ditaruh di mana? Kita tunggu surut dulu," sebut Diana.
Mantan Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya, Kementerian PU ini menambahkan, pihaknya juga akan mengeruk sedimentasi sungai-sungai yang meluap. Namun tindakan itu tidak bisa dilakukan sekarang karena harus menunggu surut terlebih dahulu.
"Yang penting penduduk diamankan terlebih dahulu. Nanti untuk penanganannya nanti kita akan keruk sedimentasi di sungai itu yang utama harus dilakukan bersama," kata Diana.
Sebelumnya pada Selasa 4 Maret 2025 seluruh wilayah Bekasi lumpuh lantaran terendam banjir. Kondisi tersebut akibat hujan lebat yang turun sejak Senin 3 Maret 2025.
"Dipicu hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung dalam durasi lama di wilayah hulu Kali Bekasi dan wilayah Kota Bekasi sejak sore hingga malam hari mengakibatkan peningkatan debit air dan menyebabkan banjir di beberapa wilayah Kota Bekasi pada hari Senin, 03 Maret 2025, Pkl. 23:07 WIB," demikian keterangan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi, Selasa 4 Maret 2025.
Akibatnya, sebanyak 16.000 orang terdampak banjir dengan 5.000 orang diantaranya terpaksa harus mengungsi. BPBD Kota Bekasi menyebut sedikitnya 20 titik banjir terjadi di delapan kecamatan, antara lain Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede dan Rawalumbu.