Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh tak lama lagi bakal punya saingan. Hal itu setelah PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mencapai kesepakatan layanan kereta api strategis bernama Kilat Pajajaran.
Penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) antara PT KAI dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat dilaksanakan pada Senin 25 November 2025.
Disebutkan bahwa layanan kereta api Kilat Pajajaran bakal mempersingkat waktu perjalanan Jakarta-Bandung dari semula 2,5 jam menggunakan angkutan regular menjadi 1,5 jam.
Meski demikian waktu perjalanan Kilat Pajajaran Masih di bawah Whoosh yang hanya 46 menit dengan rute yang sama. Bedanya, Whoosh berangkat dari Stasiun Halim, Jakarta hingga Stasiun Padalarang, sedangkan Kilat Pajajaran berangkat dari Stasiun Gambir sampai Stasiun Bandung Kota.
Saat memberikan keterangan di Bandung, Rabu 26 November 2025, Dedi Mulyadi mengatakan proyek Kilat Pajajaran bernilai Rp8 triliun. Proyek Kilat Pajajaran bakal dimulai pada 2027 hingga 2030. Pria yang biasa disapa Kang Dedi Mulyadi atau KDM ini menyebut Pemprov Jawa Barat telah menyusun rencana pembiayaan senilai Rp2 triliun per tahun melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Tak hanya sampai Bandung, kereta api Kilat Pajajaran rencananya juga akan sampai Kota Banjar melalui Garut dan Tasikmalaya. Ditargetkan dari Jakarta sampai Banjar ditempuh dalam waktu 3 jam.
"Kereta Kilat Pajajaran akan memangkas waktu tempuh relatif sangat cepat, Gambir-Bandung menjadi sekitar satu setengah jam. Bahkan layanan ini direncanakan terhubung hingga Garut, Tasikmalaya, dan Banjar dengan waktu tempuh sekitar dua jam melalui Bandung," ujarnya.
KDM menyatakan pembangunan Kilat Pajajaran dan prasarana kereta api lainnya adalah upaya mengembalikan peradaban transportasi terbaik di Jawa Barat yang ramah lingkungan. Kereta api diharapkan bisa menjangkau berbagai wilayah tanpa merusak jaringan tanah
Namun mantan Bupati Purwakarta ini menyebut kita atau kabupaten yang ingin singgahi kereta api Kilat Pajajaran harus ikut berivestasi dalam pembangunannya.
"Kabupaten yang tidak ikut investasi dalam pembangunan jalur kereta nyaman Kilat Pajajaran tidak berhenti di situ keretanya. Lewat. Sampai Bandung saja cukup," tegas KDM.



