Membangun Dunia dan Ibu Kota Baru

Bung Karno dikenal di dunia dengan pidatonya di PBB "Membangun Tata Dunia Baru" (To Build the World Anew). Jokowi ingin menunjukkan kemajuan Indonesia ke dunia dengan "Membangun Ibu Kota Baru.

Ada sejumlah kesamaan antara Bung Karno dan Presiden Jokowi dalam hal ingin membangun sesuatu yang baru. Bung Karno dikenal di dunia dengan pidatonya di PBB "Membangun Tata Dunia Baru" (To Build the World Anew). Jokowi ingin menunjukkan kemajuan Indonesia ke dunia dengan "Membangun Ibu Kota Baru."

Pidato Bung Karno di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), 30 September 1960, telah ditetapkan sebagai Memory of the World (MoW) oleh UNESCO, pada 24 Mei 2023. Penetapan ini merupakan pengakuan penting dunia atas pemikiran Bung Karno yang menyuarakan penindasan dan kekejaman imperialisme.

Bung Karno mengajak pemimpin dunia untuk membangun tata dunia baru yang lebih adil dan manusiawi. Dengan menyerukan semangat kemerdekaan bangsa Asia-Afrika, sebagai perlawanan terhadap imperialisme. Bung Karno menawarkan Pancasila menjadi rujukan untuk membangun tata dunia baru, menjadi ideologi yang dianut secara internasional.

Bung Karno berargumen, kenapa dunia perlu mengadopsi Pancasila sebagai ideologi universal. Baginya, nilai-nilai Pancasila menegaskan pentingnya spiritualitas, kemanusiaan, nasionalisme, demokrasi, dan keadilan sosial sebagai aspirasi universal.

Menurut Bung Karno, kolonialisme merupakan kejahatan besar pada manusia. Negara imperialis tidak bisa merasakan penderitaan yang dialami bangsa terjajah "Saudara-saudara saya di Asia dan Afrika telah mengenal cambuk imperialisme. Mereka menderita. Mereka mengenal bahaya dan kelicikan, serta keuletannya,"

Pidato berdurasi 90 menit itu, disampaikan Bung Karno dengan penuh semangat. Menelanjangi praktik kolonialisme dunia barat selama berabad-abad. Dan Dunia mendengar Bung Karno, karena pidatonya bukan cuma menyuarakan persoalan Indonesia.

Sebagai Presiden Indonesia, ia juga menjadi simbol pemimpin bangsa-bangsa Asia-Afrika. Bangsa-bangsa yang tertindas dan terhimpit oleh syahwat kuasa negara adidaya yang bersaing untuk mendominasi dunia dengan ideologi dan agenda kepentingannya.

Bung Karno tidak cuma berpidato atau berwacana, ia juga bergiat mewujudkan kata-katanya. Setahun setelah pidatonya "Membangun Tata Dunia Baru" di PBB, ia menginisiasi, mendirikan, dan memimpin Gerakan Non-Blok.

Gerakan bangsa-bangsa terjajah untuk melawan hegemoni dan dominasi negara adi daya. Pemikiran dan inisiatif Bung Karno itu kini diakusi sebagai warisan dunia yang inspiratif, menunjukkan kelasnya sebagai pemikir dan pemimpin kelas dunia, untuk membangun tata dunia baru.

Lebih dari 60 tahun setelah pidato ajakan Bung Karno membangun dunia baru, Presiden Jokowi mengajak Rakyat Indonesia membangun Ibu Kota baru. Ajakan ini, antara lain untuk mengurangi dominasi dan hegemoni Pulau Jawa. Mengurangi kesenjangan dan ketimpangan antara Jawa dan luar Jawa.

Namun muncul sejumlah pertanyaan, benarkah kesenjangan dan ketimpangan itu bisa diatasi dengan memindahkan ibu kota. Apakah geliat sektor ekonomi otomatis akan berpindah ke luar Jawa, dengan memindahkan ibu kota? Selain itu, alasan pemindahan ibu kota adalah Jakarta "akan tenggelam", beban Jakarta perlu dikurangi. Jakarta, sebagai ibu kota yang bersejarah dianggap sebagai beban yang layak ditinggalkan.

Proses pemindahan ibu kota yang tergesa-gesa, adalah pertanyaan lain. Penyusunan dan pengesahan UU Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara hanya memakan waktu 42 hari. Selain itu, secara desain, rancangan final Kawasan Istana Kepresidenan, dan kantor pemerintahan dinilai "angkuh". Desain burung Garuda raksasa sebagai istana Kepresidenan, dianggap terlalu harfiah, arogan, dan mewah. Tidak merefleksikan cita-cita bangsa Indonesia yang demokratis dan berorientasi kerakyatan.

Namun terlalu dini untuk menilai seperti apa nanti realisasi wujud Ibukota Negara baru (IKN) ini. Saat ini pembangunannya terus dikebut, di tengah berbagai pertanyaan, apakah presiden baru yang terpilih nanti, pada 2024, akan melanjutkan proyek Ibukota baru ini. Pertanyaan yang mengindikasikan, membangun IKN baru terkesan menjadi ambisi Presiden Jokowi pribadi.

Kita tunggu, apakah rencana peringatan Hari Kemerdekaan, 17 Agustus 2024, di halaman Istana Presiden IKN baru akan terlaksana. Dan apakah IKN bisa menjadi simbol yang diakui dunia tentang keberhasilan pembangunan dan kemajuan Indonesia di era Presiden Jokowi?

Semoga IKN, jika terwujud, di masa depan juga diakui sebagai gagasan brilian warisan dunia. Sebagaimana pidato Bung Karno, To Build the World Anew, dan Gerakan Non-Blok diakui sebagai warisan memori dunia, sumbangsih Indonesia.

Pemimpin Redaksi
Jurnalis Senior, Kolumnis

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: [email protected]