4.000 Siswa Keracunan MBG, Istana Minta Maaf

Kejadian terakhir, 569 orang mayoritas siswa SD di Kabupaten Garut, Jawa Barat mengalami keracunan setelah menyantap MBG 

569 orang, mayoritas siswa SD di Kabupaten Garut Jawa Barat mengalami keracunan setelah menyantap Makan Bergizi Gratis atau MBG

Pihak Istana Kepresidenan buka suara soal banyaknya siswa yang mengalami keracunan setelah menyantap Makan Bergizi Gratis atau MBG. Melalui Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi, pemerintah meminta maaf atas kejadian di beberapa daerah itu.

"Kami atas namanya pemerintah dan mewakili Badan Gizi Nasional, memohon maaf karena telah terjadi kembali beberapa kasus di beberapa daerah," katanya.

Saat memberikan keterangan kepada awak media di Kompleks Istana, Jakarta, Jumat 19 September 2025, Prasetyo mengatakan, pemerintah tidak pernah mengharapkan adanya kasus tersebut. 

"Yang tentu saja itu bukan sesuatu yang kita harapkan dan bukan sesuatu kesengajaan," ucapnya. 

Prasetyo memastikan pemerintah bakal melakukan evaluasi terhadap Badan Bergizi Nasional (BGN) dan pihak-pihak yang menjadi pelaksana program MBG. Politikus Partai Gerindra ini pun meminta agar kejadian keracunan tidak terulang lagi.

"Tentu saja ini menjadi bahan evaluasi dan catatan kami telah berkoordinasi dengan BGN termasuk dengan pemerintah daerah," tuturnya. 

Prasetyo juga meminta agar korban terdampak mendapat penanganan cepat. 

"Memastikan bahwa seluruh yang terdampak harus mendapatkan penanganan secepat mungkin dan sebaik-baiknya," ujar Prasetyo. 

Sebelumnya kasus keracunan MBG dilaporkan terjadi di beberapa daerah. Kasus terakhir terjadi di Kabupaten Garut, Jawa Barat dengan korban mencapai 569 orang. Kepala Dinas Kesehatan Garut, Leli Yuliani menuturkan, mayoritas korban adalah siswa sekolah dasar (SD).

“Hingga saat ini jumlah yang diduga mengalami keracunan ada 569 orang (sampai 18 September 2025 malam),” ujar Leli, Jumat 19 September 2025.

Keracunan MBG juga terjadi di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. Sebanyak 251 siswa dari sekolah dilarikan ke RS Trikora Salakan pada Rabu hingga Kamis, 17-18 September 2025. Para siswa yang keracunan berasal dari SMA 1 Tinangkung, SMK 1 Tinangkung, SDN Tompudau, SDN Pembina, SDN Saiyong, dan MTs Alkhairaat Salakan. 

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) melaporkan dalam delapan bulan terakhir sebanyak 4.000 siswa di berbagai daerah menjadi korban keracunan MBG. Indef pun mendesak pemerintah menghentikan sementara program MBG 

"Kami mendorong agar setelah evaluasi, setelah dihentikan sementara, kemudian dievaluasi,” ujar Kepala Pusat Ekonomi dan UMKM Indef, Izzudin Al Farras Adha.

Saat berbicara dalam diskusi daring Kamis 4 September 2025, Farras menilai pemerintah tidak seharusnya menganggap ribuan korban keracunan MBG hanya sebagai angka statistik. Menurutnya angka tersebut belum mencerminkan secara menyeluruh persoalan mendasar lainnya, seperti lemahnya perencanaan dan pengawasan program di berbagai daerah.

Pemberitaan media massa juga mengungkap berbagai temuan di lapangan terkait MBG. Farras menekankan jika masalah mendasar tidak segera dibenahi dikhawatirkan korban keracunan akan terus bertambah. Terlebih pemerintah berencana memperluas cakupan program MBG.

Jurnalis GBN

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: [email protected]