Guru Besar IPB University Dwi Andreas Santosa mengritik rencana pelaksanaan program makan siang gratis. Andreas menilai program yang menjadi andalan pasangan Prabowo-Gibran selama kampanye itu aneh. Terlebih jika melihat begitu besarnya anggaran yang harus dikeluarkan.
"Ini (makan siang dan susu gratis) program yang aneh menurut saya, karena akan menghabiskan anggaran yang sangat besar sekitar Rp400 triliun-Rp500 triliun per tahun," kata Andreas.
Saat menghadiri diskusi virtual Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Selasa 27 Februari 2024, Andreas menambahkan anggaran program makan siang gratis juga rawan disunat dan diselewengkan. Pasalnya program tersebut diberikan dalam bentuk natura atau makanan jadi.
Andreas menyebut pemerintah lebih baik melaksanakan program secara direct payment atau pemberian uang tunai. Kepala Pusat Bioteknologi IPB University ini mengaku pernah membantu tim transisi pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla di 2014.
Saat itu Andreas mengusulkan program beras sejahtera (rastra) atau beras untuk keluarga miskin (raskin) diganti menjadi direct payment. Setelah melalui kajian selama setahun, pada 2018 akhirnya program rastra dan raskin diganti dengan pemberian bantuan tunai.
Andreas menambahkan penggantian program berdasarkan studi World Bank yang menemukan ada pemborosan anggaran negara hingga 40 persen atau sekitar Rp8 triliun akibat program rastra dan raskin.
"Dan itu (penyunatan anggaran) pasti terjadi di nanti program makan siang gratis. Kalau kita tidak hati-hati dengan program tersebut, kita akan terjebak ke sana lagi, terjadi penyelewengan luar biasa di program tersebut, akhirnya yang dirugikan masyarakat," ujar Andreas.
Sebelumnya pemerintah memutuskan setiap anak akan mendapat jatah makan siang gratis senilai Rp15.000 per hari. Nilai tersebut belum termasuk susu yang juga akan dibagikan secara gratis.
Usai mengikuti Rapat Kabinet di Istana Negara Jakarta, Senin 26 Februari 2024, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan program makan siang dan susu gratis akan masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.
"Per anak kira-kira Rp 15 ribu, di luar susu," kata Airlangga.
Ketua Umum Partai Golkar ini juga memastikan, program ini akan merata di seluruh wilayah Indonesia. Namun pemerintah pusat tidak mengatur menu makan gratis yang akan disajikan. Airlangga menyebut hal itu diserahkan kepada masing-masing pemerintah daerah.
"Untuk menunya nanti dilepas, kita tidak menyeragamkan," ungkapnya.
Sementara itu Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko mengatakan program makan siang dan susu gratis akan menyasar sebanyak 82,9 juta siswa sekolah dan pesantren di Indonesia.
Total dana yang diperlukan untuk program ini mencapai Rp450 triliun per tahun. Namun menurut Budiman pada tahun pertama, program makan siang dan susu gratis hanya kaan menghabiskan dana sekitar Rp120 triliun.



