Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto membeberkan hasil audit forensik yang dilakukan sejumlah pakar teknologi informasi (IT) terhadap Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) Komisi Pemilihan Umum (KPU). Berdasarkan hasil audit yang dilakukan secara internal itu, pasangan calon paslon nomor urut 03 Ganjar-Mahfud memperoleh 33 persen suara.
Dalam wawancara dengan stasiun televisi swasta yang dikutip Senin, 18 Maret 2024, Hasto mengatakan hasil tersebut berbeda dengan informasi KPU yang menyatakan Ganjar-Mahfud memperoleh 16 persen suara. Hasto menjelaskan audit forensik dilakukan dua hari setelah hari pemungutan suara, tepatnya pada Jumat 16 Februari 2024.
Hasto mengungkapkan audit forensik menemukan adanya Json Script yang dipasang di Sirekap. Sehingga perolehan suara Ganjar-Mahfud terkunci di angka 16 persen. Setelah dilakukan normaliasi akhirnya perolehan suara paslon yang diusung PDIP, PPP, Hanura dan Perindo itu pun naik hingga mencapai 33 persen. Sedangkan paslon nomor urut 02 Prabowo-Gibran memperoleh suara 43 persen.
"Sesuai hasil temuan audit forensik kami atas Sirekap KPU, ternyata dipasang Json Script yang mengunci perolehan suara Ganjar Mahfud, padahal ketika ahli IT ini melakukan normalisasi terhadap Json Sript pada tanggal 16 Februari jam 2 pagi itu, perolehan Ganjar-Mahfud 33 persen dan Prabowo-Gibran 43 persen," katanya.
Berdasarkan hasil audit forensik, ucap Hasto, seharusnya Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 berlangsung dalam 2 putaran, karena tak ada paslon yang mencapai suara lebih dari 51 persen. Hasto mengaku pihaknya telah mengumpulkan bukti-bukti kecurangan untuk mendongkrak perolehan suara paslon 02 dan penggelembungan suara PSI.
"Form C1 itu single frame. Jangankan single frame, video bergerak saja bisa dilakukan manipulasi dengan AI (artificial intelligence) atau kecerdasan buatan apalagi single frame makin mudah," kata Hasto.
Hasil audit forensik internal juga memperkuat dugaan Pemilu 2024 sudah dirancang. Terbukti dengan hasilnya sama dengan paparan Muhammad Qodari pada 5 Januari 2024 yang menyebut Ganjar-Mahfud hanya akan memperoleh 17 persen suara.
"Tapi ternyata dari hasil audit forensik perolehan suara Ganjar-Mahfud itu 33 persen, jadi seharusnya Pemilu dua putaran, enggak ada logikanya satu putaran baik berdasarkan hasil pergerakan terutama setelah debat calon presiden dan calon wakil presiden yang memberikan preferensi terhadap Ganjar-Mahfud," tutur Hasto.



