Calon presiden nomor urut 03, Ganjar Pranowo menilai beban yang ditanggung Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Suhartoyo dan Hakim Konstitusi lainnya sangat berat. Pasalnya saat harus menghadapi gugatan sengketa hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, kredibilitas MK justru berada pada posisi terendah atau titik nadir.
"Kredibilitas MK sedang berada di titik nadir sehingga Pak Hartoyo dan kawan-kawan memang berada pada beban yang tidak ringan," katanya.
Saat berbicara di Podcast Political Show CNNIndonesia, Kamis 28 Maret 2024, Ganjar mengatakan saat ini adalah momen bagi MK untuk mengembalikan nama baiknya yang tercoreng akibat putusan Perkara Nomor 90/PUU-XXI/2023 tentang batas usia capres-cawapres.
Capres yang berpasangan dengan Mahfud MD itu menyebut nama baik bisa dipulihkan dengan cara MK mendengarkan suara yang berkembang di masyarakat. Ganjar menambahkan MK cukup mengikuti isu yang berkembang di media sosial, suara para pakar, hingga film Dirty Vote untuk memahami sejumlah masalah pemilu.
"Cukup bisa mengikuti medsos, para pakar, film Dirty Vote yang menjelaskan dengan sangat apik gitu," kata Ganjar.
Sumber-sumber itu menurut mantan Gubernur Jawa Tengah ini bisa menjadi amunisi bagi MK mengambil keputusan. MK bisa punya paradigma baru dan para Hakim Konstitusi bisa menunjukkan kapasitas dan kewenangannya dalam mengambil keputusan.
"Saya kira cukup menjadi amunisi buat MK untuk lebih progresif itu tadi. Sehingga kalau saya melihatnya, ya MK akan punya paradigma baru yang beliau-beliau majelis hakim yang mulia ini menunjukkan kewenangannya, kapasitasnya, otoritasnya, bahwa mereka adalah the guardian of constitution," imbuhnya.
Ganjar menerangkan gugatan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) bukan hanya tentang kalah menang. Dia menyebut gugatan tersebut lebih jauh menyangkut demokrasi yang sudah jauh menyimpang.
Politikus PDIP ini menuturkan reformasi adalah proses yang harus dihormati semua pihak. Reformasi yang dikhianati akan meninggalkan luka bagi para korban yang tidak pernah kembali. Itulah sebabnya proses tersebut harus dihormati.
"Hutang nyawa yang kita miliki karena banyak anak muda saat itu berkorban. Keluarganya hari ini tidak bisa mengetahui bahkan dia tidak tahu ada di mana. Itu sebuah proses panjang mesti kita hormati," ucap Ganjar.



