Menjelajahi Enigma Lapisan Ozon

Praktik yang ramah lingkungan seperti menghemat energi, mendaur ulang dan mengelola limbah dengan benar juga memiliki dampak positif pada lapisan ozon dan upaya mengatasi krisis iklim.

Ilustrasi: Muid/ GBN.top

Di tengah riuhnya kehidupan sehari-hari, seringkali manusia melupakan keajaiban yang tersimpan di langit biru: lapisan ozon. Lapisan tipis gas O3 ini berada di ketinggian tertentu dalam atmosfer, kira-kira 16 hingga 48 kilometer di atas permukaan Bumi.  

Manfaatnya sangat besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem planet karena memiliki peran sentral dalam melindungi makhluk hidup di Bumi dari radiasi sinar matahari, ultraviolet (UV). Kehidupan tidak akan mungkin terjadi tanpa sinar matahari, namun energi yang dipancarkan matahari akan terlalu besar jika tidak ada lapisan ozon. Radiasi UV dapat merusak tanaman, mengganggu ekosistem, dan berdampak pada keanekaragaman hayati, serta membahayakan kesehatan manusia, karena dapat menyebabkan kerusakan kulit, katarak, dan bahkan kanker kulit.  

Selama beberapa dekade, aktivitas manusia, terutama penggunaan bahan kimia seperti klorofluorokarbon (CFC) dalam kaleng semprot, lemari es, dan pendingin ruangan memecah molekul ozon di atmosfer. Akibatnya terjadi penipisan lapisan ozon, bahkan menjadi lubang ozon di atas Kutub Selatan selama musim semi.  

Protokol Montreal, yang ditandatangani pada 1987 mengatur produksi dan konsumsi hampir 100 bahan kimia buatan manusia yang disebut sebagai bahan perusak ozon. Pengaturan dilakukan secara bertahap dengan mengurangi konsumsi dan produksi bahan perusak ozon yang berbeda secara bertahap, dengan jadwal yang berbeda juga untuk negara maju dan berkembang.   

Protokol Montreal telah berhasil memulihkan sebagian besar kerusakan pada lapisan ozon. Namun, pekerjaan dan manfaatnya masih jauh dari selesai. Amandemen Kigali terhadap Protokol Montreal bertujuan untuk mengurangi produksi dan konsumsi hidrofluorokarbon (HFC), gas yang digunakan untuk pendingin. Ratifikasi universal atas amandemen ini dan implementasi penuh sangat penting, karena Bumi semakin panas, sehingga kebutuhan akan pendingin ruangan di rumah, di sekolah, dan di tempat kerja semakin meningkat.  

Pada tahun 1994, Majelis Umum PBB mencanangkan 16 September setiap tahunnya sebagai “Hari Internasional untuk Pelestarian Lapisan Ozon,” guna memperingati tanggal penandatanganan Protokol Montreal. Tema tahun ini adalah “Protokol Montreal: Memperbaiki Lapisan Ozon dan Mengurangi Perubahan Iklim.”  

Lapisan ozon dan perubahan iklim memiliki hubungan yang erat karena keduanya memengaruhi atmosfer Bumi. Perubahan iklim global dapat mempercepat pencairan es di kutub, yang dapat mengganggu sirkulasi udara dan berpotensi memengaruhi lapisan ozon. Selain itu banyak bahan perusak ozon juga merupakan gas rumah kaca pemicu perubahan iklim.

Pertanyaannya adalah, apa yang dapat dilakukan untuk  menjelajahi enigma lapisan ozon? Khususnya upaya untuk memahami dan mengungkap tantangan serta solusi dalam menjaga lapisan ozon dan menghadapi krisis iklim? Ini dapat dimulai dengan meningkatkan kesadaran tentang bahaya bahan perusak ozon, dan menghindari produk yang mengandung bahan tersebut. Mendukung kebijakan pemerintah yang mengatur penggunaan bahan-bahan ini juga merupakan tindakan yang berarti.  

Selain itu, praktik yang ramah lingkungan seperti menghemat energi, mendaur ulang dan mengelola limbah dengan benar juga memiliki dampak positif pada lapisan ozon dan upaya mengatasi krisis iklim.  

Menggunakan peralatan perlu secara bertanggung jawab, termasuk membeli lemari es dengan label  'ramah ozon' atau 'bebas HCFC' atau ‘efisiensi energi.’ Pendingin yang digunakan harus sesuai ukuran ruangan, juga menggunakan tirai jika terlalu banyak sinar matahari. Kondensor dan evaporator harus dibersihkan secara teratur. Pendingin mobil dan lemari es mesti rutin diperiksa untuk mendeteksi jika ada kebocoran, sehingga dapat diperbaiki.  

Manusia juga tetap perlu waspada terhadap paparan radiasi UV, sehingga membantu melindungi diri sendiri dan keluarga. Caranya adalah dengan menghindari paparan sinar matahari yang berlebihan, dan menggunakan peralatan secara bertanggung jawab.  

Menghindari paparan sinar matahari berlebihan dapat dengan menggunakan kacamata dan tabir surya (sunscreen), memerhatikan indeks ultraviolet, dan menggunakan bayangan diri untuk memeriksa level ultraviolet. Jika indeks tinggi berarti ada risiko kerusakan kulit, sedangkan jika bayangan lebih tinggi dari diri kita, maka paparan ultraviolet berarti rendah.

Pada dasarnya setiap orang, selaku bagian dari masyarakat, dapat membantu menjaga planet Bumi, dengan mengubah kebiasaan masing-masing dan membuat pilihan yang mengurangi ancaman bagi diri dan lingkungannya.  

Kolumnis
Pegiat Harmoni Bumi

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: redaksi.gbn@gmail.com