Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro memastikan bakal melanjutkan program Menteri sebelumnya, Nadiam Makarim yakni Kampus Merdeka. Namun disertai dengan beberapa perbaikan.
Saat berbicara di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta yang dikutip pada Minggu 3 November 2024, Satryo mengatakan program yang sudah baik harus dilanjutkan. Sedangkan yang kurang baik harus diperbaiki.
"Kita lanjutkan dengan berbagai macam perbaikan yang diperlukan. Kalau sudah baik ya sudah, yang belum baik perbaiki," kata Satryo.
Terkait program yang akan dilakukannya dalam 100 hari pertama menjadi Mendikti Saintek, Satryo mengaku tidak membuat secara khusus. Mantan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbud ini mengaku hanya akan membenahi regulasi yang mendesak jika ada yang masih kurang.
Menurutnya langkah ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto bagi menteri untuk langsung mulai bekerja usai pelantikan.
"Entah itu regulasinya atau skenarionya, ya itu diperbaiki dulu. Tapi jangan sampai memberhentikan proses pendidikan," ujarnya.
Satryo menambahkan dalam waktu dekat akan melakukan peninjauan ulang kebijakan soal Uang Kuliah Tunggal (UKT). Tindakan tersebut demi memastikan tidak ada mahasiswa yang tidak bisa kuliah hanya karena masalah keuangan.
"Nanti kan kita tinjau lagi. Masalahnya tidak sesederhana itu. Kalau sepihak dari mahasiswa, kita juga tidak bisa buat kesimpulan.Jadi kita lihat nasional seperti apa kondisinya. Intinya tidak ada mahasiswa yang tidak bisa kuliah hanya karena nggak punya uang," imbuh dosen Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.
Pernyataan Satryo yang akan melanjutkan program penjabat sebelumnya berbeda dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti yang menegaskan bakal mengkaji ulang program Nadiem, seperti Kurikulum Merdeka, Zonasi dan Ujian Nasional (UN).
Saat memberikan keterangan di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Senin 21 Oktober 2024, Mu'ti mengatakan setiap kebijakan selalu menimbulkan pro dan kontra. Itulah sebabnya perlu ada kaji ulang terhadap kebijakan agar didapatkan kesimpulan yang pas.
"Semuanya akan kita lihat secara keseluruhan, tidak secara tergesa-gesa, karena itu saya dalam beberapa saat ini nanti akan minta masukan dari berbagai pihak, baik dari kalangan pemerintah daerah, dari masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan, maupun dari kalangan wartawan, teman-teman masyarakat bisa menyampaikan aspirasinya," kata Mu'ti.
Seperti diketahui pada Kabinet Merah Putih pimpinan Presiden Prabowo Subianto terdapat tiga Kementerian yang dulunya satu. Ketiganya adalah Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi serta Kementerian Kebudayaan.
Di era Presiden Jokowi, ketiganya bergabung dalam Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi yang dipimpin oleh Nadiem Makarim.
Presiden Prabowo menunjuk Abdul Mu'ti sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Satryo Soemantri Brodjonegoro sebagai Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Mendikti Sanitek) dan Fadli Zon sebagai Menteri Kebudayaan.