Kritik Program Wolbachia Atasi DBD, Eks Menkes: Jangan Jadikan Rakyat Kelinci Percobaan

Program wolbachia di Bali terpaksa dihentikan karena ditolak masyarakat

Program wolbachia dilakukan untuk mengendalikan jumlah nyamuk aedes aygipti yang menularkan demam berdarah dengue (DBD)

Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadillah Supari menyoroti pelaksanaan program nyamuk wolbachia yang tengah dilakukan pemerintah. Program ini dilakukan dalam upaya mengendalikan penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Saat berbicara melalui video YouTube yang dikutip Sabtu 18 November 2023, Siti menyebut rakyat Indonesia hanya dijadikan kelinci percobaan dalam program World Mosquito Program (WMP) yang merupakan bagian dari Monash University, Australia.

"Ini adalah sesuatu ketidaknyamanan bagi kami bagi rakyat Indonesia kalau ada hal yang seperti ini, mungkin harus ada tata cara bagaimana kalau rakyat itu digunakan satu penelitian jadi jangan begitu saja rakyat itu dipakai seperti itu," ungkapnya.

Menurut Siti, sejauh ini pemerintah cukup berhasil mengendalikan DBD. Terbukti dengan tidak ada kasus kematian yang menghebohkan. Itulah sebabnya program nyamuk wolbachia layak dipertanyakan. Terlebih pelaksanaannya terkesan tidak transparan.

Wanita yang pernah menjadi ahli jantung di RS Harapan Kita, Jakarta ini menegaskan tidak menolak penelitian. Namun jangan dilakukan dengan menjadikan masyarakat sebagai objeknya. Cara yang digunakan juga harus transparan.

"Kami tidak menolak penelitian oleh siapapun. Tetapi kalau mereka menggunakan masyarakat kita dalam penelitian itu harusnya ada cara yang lebih transparan," tegasnya.

Siti pun mendukung penolakan terhadap program nyamuk wolbachia yang dilakukan masyarakat Bali. Penolakan itu pun berbuah ditundanya penyebaran jentik nyamuk waobachia di Bali.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, mengatakan penundaan program nyamuk wolbachia di Bali lebih karena kurangnya informasi yang diterima masyarakat.

"Penundaan lebih kepada kurang optimalnya persiapan masyarakat, sehingga ada pihak yang merasa belum mendapatkan informasi yang sebenarnya," kata Nadia dalam keterangan persnya, Kamis 16 November 2023.

Dikutip dari laman kemenkes.go.id, wolbachia adalah teknologi yang digunakan untuk mengendalikan jumlah nyamuk aedes aygipti yang menularkan demam berdarah dengue (DBD). Wolbacia adalah rekayasa genetika yang ditanamkan pada nyamuk betina yang dilepaskan ke alam.

Nantinya nyamuk betina yang mengandung wolbachia akan kawin dengan nyamuk jantan dan menghasilkan anak-anak nyamuk yang mengandung wolbachia. Pada akhirnya, hampir seluruh nyamuk di populasi alami akan memiliki wolbachia.

Laman tersebut menerangkan Wolbachia berperan memblok replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk. Akibatnya nyamuk yang mengandung wolbachia, tidak mampu lagi untuk menularkan virus dengue ketika nyamuk tersebut menghisap darah orang yang terinfeksi virus dengue.

Mengingat bahwa wolbachia terdapat dalam telur nyamuk, maka bakteri ini akan diturunkan dari satu generasi nyamuk ke generasi berikutnya. Akibatnya, dampak perlindungan wolbachia terhadap penularan dengue bersifat berkelanjutan atau sustainable.

Jurnalis GBN

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: redaksi.gbn@gmail.com