Kepemimpinan, antara Tipe Penyair dan Tukang Ledeng

Indonesia pernah dipimpin Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Jokowi. Karakteristik kepemimpinan mereka secara umum bisa diatribusikan pada tipe penyair atau tukang ledeng.

Pengumuman nama Ganjar Pranowo sebagai calon presiden PDIP, pada 21 April, telah melengkapi peta politik kandidat Pilpres 2024. Kecuali nanti terjadi kesepakatan baru antar partai politik, tiga kandidat, sepertinya, akan berlaga memperebutkan kursi kepresidenan: Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto.

Karakteristik kepemimpinan seperti apa yang dibutuhkan publik, lima tahun ke depan, akan menentukan siapa yang bakal terpilih. Karakteristik bisa dilihat dari aspek policy danpersonality. Publik tentu membutuhkan pemimpin yang mampu mengatasi berbagai tantangan dan persoalan.

Dalam kajian manajemen kepemimpinan, James G. March, profesor ilmu politik dan sosiologi dari Universitas Stanford, memperkenalkan konsep dua tipe kepemimpinan, sebagai metafor. Yaitu tipe poet (penyair) dan plumber (tukang ledeng), yang ia uraikan dalam buku "Exploration and Exploitation in Organizational Learning” (1991).

March menggunakan metafor penyair dan tukang ledeng untuk mewakili dua pendekatan berbeda dalam kepemimpinan dan pengambilan keputusan. Penyair mewakili pendekatan kreatif dan inovatif, sedangkan tukang ledeng mencerminkan pendekatan praktis dan operasional. Pendekatan dua arketipe ini adalah rangkuman mode berpikir dan bertindak yang diadopsi oleh pemimpin. Dengan karakteristik gaya dan manajemen kepemimpinan yang berbeda.

Tipe penyair merujuk pada kepemimpinan yang kreatif, visioner, dan berorientasi pada ide dan konsep. Pemimpin dengan tipe penyair biasanya memiliki kemampuan memberi inspirasi, membangkitkan semangat dan motivasii, mendorong inovasi dan perubahan. Mereka melihat jauh ke depan dan memiliki pandangan jangka panjang terkait tujuan dan arah bernegara.

Sedangkan tipe tukang ledeng merujuk pada kepemimpinan yang fokus pada tugas, taktis, dan berorientasi pada pencapaian hasil. Pemimpin tipe ini cenderung lebih praktis, fokus pada hal-hal konkret, dan bertindak cepat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Mereka biasanya terampil membangun organisasi dan memastikan manajemen operasional berjalan.

Kedua tipe kepemimpinan ini masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Tipe penyair adalah orator pemikir, suka memberikan inspirasi, dan memotivasi pengikutnya; namun seringkali kurang fokus pada hal-hal praktis, teknis dan terperinci.

Sebaliknya, tipe tukang ledeng adalah teknokrat, selalu ingin memastikan pencapaian hasil yang konkret dan mengutamakan efisiensi; namun kurang memperhatikan visi besar dan inovasi baru.

Terkait gaya personalitas, tipe penyair cenderung santai dan informal, memberi keleluasaan tim pembantunya berinovasi dan berkreasi. Tipe tukang ledeng cenderung formal, sistematis, dan struktural, selalu berorientasi pada aturan, prosedur, dan manajemen.

Dalam realitas, seorang pemimpin umumnya mampu mengintegrasikan dua tipe kepemimpinan ini secara hibrid, menjadi seorang penyair sekaligus tukang ledeng. Namun kadar tipikal gaya kepemimpinannya cenderung tetap bisa terlihat.

Seorang pemimpin yang visioner (penyair) dapat mewujudkan visinya dengan merumuskan detil dan rincian cara mencapainya (tukang ledeng). Atau sebaliknya, seorang pemimpin yang berorientasi praktis dapat memotivasi pendukungnya untuk berinovasi dan memberikan inspirasi.

Konsep kepemimpinan penyair dan tukang ledeng yang diintroduksi March pada 1991, apakah masih relevan di era internet dan AI saat ini dan di masa depan? Tergantung pada konteks dan kebutuhan organisasionalnya.

Dalam era internet dan AI yang serba cepat dan terus berubah, model kepemimpinan penyair mungkin lebih cocok untuk organisasi yang mengutamakan inovasi, kreativitas, dan adaptabilitas. Kepemimpinan visioner dan pendekatan yan lebih terbuka membantu pemerintahan mampu bekerja secara aspiratif dan kompetitif.

Namun, model kepemimpinan tukang ledeng juga tetap penting, terutama dalam organisasi yang lebih besar dan kompleks, seperti administrasi pemerintahan. Kepemimpinan yang terorganisir dan efisien dapat membantu untuk tetap fokus pada tujuan jangka pendek dan menjaga kinerja yang stabil, agar tetap berada di jalur visi jangka panjang. Campuran model kepemimpinan penyair maupun tukang ledeng tetap relevan di era internet dan AI.

Indonesia pernah dipimpin Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Jokowi. karakteristik kepemimpinan mereka, secara umum, bisa diatribusikan pada tipe penyair atau tukang ledeng. Pada Pilpres 2024 kita akan memilih pemimpin baru, karakter tipe seperti apa yang akan dipilih warga, masih harus ditunggu.

Yang pasti, seperti ungkapan Joseph De Maistre, “every nation gets the leader it deserves.” Terserah pada warga Indonesia untuk memilih pemimpin seperti apa yang layak untuk Indonesia ke depan.

Pemimpin Redaksi
Jurnalis Senior, Kolumnis

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: redaksi.gbn@gmail.com