Di kota-kota besar dunia seperti Sydney, Paris, London, dan Tokyo, malam pergantian tahun selalu diwarnai oleh pertunjukan kembang api yang menakjubkan.
Di Sydney, cahaya warna-warni memantul di permukaan air, menghiasi langit di atas Sydney Harbour Bridge & Opera House. Di Paris, langit yang menaungi Menara Eiffel berkilau di bawah gemerlap kembang api yang memukau. London menampilkan pemandangan menawan dengan kembang api yang meriah di sepanjang Sungai Thames dan di sekitar London Eye. Sementara di Tokyo, langit malam dihiasi oleh kanvas warna-warnindari kembang api yang menunjukkan perpaduan sempurna antara tradisi dan modernitas.
Sejarah kembang api dimulai di Tiongkok kuno ketika Dinasti Tang berkuasa di abad ke-7. Ditemukan oleh alkemis yang bereksperimen dengan kalium nitrat, belerang, dan arang, kembang api awalnya digunakan untuk keperluan militer dan medis. Namun, tidak lama kemudian, mulai digunakan untuk hiburan. Di era Dinasti Song pada abad 10-13, kembang api telah menjadi bagian integral dari festival dan perayaan.
Proses pembuatan kembang api modern adalah seni yang rumit dan memerlukan keahlian khusus. Setiap komponen – mesiu, oksidator, bahan bakar, bahan kimia pembuat warna, pengikat, dan serbuk logam – harus dicampur dengan proporsi yang tepat untuk menghasilkan efek yang diinginkan.
Bahan kimia pembuat warna, seperti strontium untuk merah, barium untuk hijau, tembaga untuk biru, natrium untuk kuning, serta magnesium, aluminium dan titanium untuk warna putih atau perak, dipilih berdasarkan warna api yang mereka hasilkan saat terbakar.
Keahlian dalam teknik pengisian dan pengepakan bahan ini ke dalam tabung kembang api menentukan pola dan durasi tampilan visual di langit.
Pertunjukan kembang api sendiri adalah perpaduan antara seni dan sains, di mana setiap ledakan direncanakan dengan presisi. Para piroteknisi menggunakan pengetahuan mereka tentang kimia dan fisika untuk menciptakan sekuen yang memesona, dengan timing yang tepat dan koordinasi yang harmonis. Mereka mengatur waktu ledakan dan perubahan warna dengan cermat, menciptakan tarian cahaya yang menakjubkan di langit malam.
Namun, keindahan kembang api ini juga membawa dampak lingkungan yang signifikan. Polusi udara menjadi perhatian utama, dengan pelepasan asap dan partikel halus yang dapat meningkatkan polusi.
Suara bising yang dihasilkan kembang api dapat mengganggu satwa liar dan hewan peliharaan. Selain itu, residu kimia dari kembang api dapat mencemari air dan tanah, sehingga memengaruhi kehidupan akuatik dan kualitas air.
Dalam upaya mengurangi beban ekologis di atas, telah diracik kembang api yang lebih ramah lingkungan. Kembang api beremisi rendah, misalnya, dirancang untuk mengurangi jumlah asap dan partikel halus. Penggunaan udara terkompresi sebagai pengganti mesiu tradisional juga dapat mengurangi polutan yang dilepaskan.
Selain itu, kembang api dengan suara yang dikurangi bertujuan untuk mengurangi polusi suara, menjadikannya lebih ramah bagi satwa liar dan hewan peliharaan.
Penggunaan teknologi berbasis air menawarkan alternatif yang lebih bersih, mengurangi residu yang ditinggalkan. Sedangkan bahan yang mudah terurai juga membantu dalam mengurangi limbah setelah perayaan.
Alternatif lain untuk sebuah perayaan, seperti pertunjukan cahaya laser, menawarkan tontonan visual yang menakjubkan tanpa dampak lingkungan yang terkait dengan kembang api tradisional.
Meskipun ada kekhawatiran lingkungan, pesona kembang api tetap bertahan, karena tidak hanya menakjubkan tetapi juga melambangkan perayaan dan membawa tradisi budaya yang kaya. Kombinasi antara elemen seni dan sains ini menciptakan momen-momen tak terlupakan di langit malam. Kembang api membangkitkan kenangan indah masa kecil dan menambah kegembiraan dalam setiap selebrasi.
Di seluruh dunia, kembang api terus menjadi simbol kebahagiaan dan kemeriahan, membawa pesona dan keajaiban yang tak lekang oleh waktu. Dengan berkembangnya teknologi yang lebih ramah lingkungan, masa depan kembang api menjanjikan perpaduan antara keindahan tradisional dan kepedulian terhadap lingkungan.
Seiring waktu, mungkin akan ada perubahan menuju kembang api yang lebih berkelanjutan dengan membuka jalan bagi perayaan yang tidak hanya memukau tetapi juga bertanggung jawab pada Bumi.