Rusia Dikabarkan Bakal Bangun Pangkalan Militer di Papua, Anggota DPR: Langgar Konstitusi 

Kemlu mengakui Indonesia berencana membangun tempat peluncuran satelit di Biak, Papua

Rusia dikabarkan bakal membangun pangkalan Angkatan Udara di Biak, Papua

Rusia dikabarkan bakal membangun pangkalan militer di Biak Numfor, Provinsi Papua. Kabar yang berhembus di lokasi tersebut bakal dijadikan Pangkalan Angkatan Udara Manuhua yang menjadi markas sejumlah pesawat jarak jauh Rusia. 

Kabar itu langsung mengundang sorotan berbagai pihak. Salah satunya Anggota Komisi I DPR RI Tubagus (TB) Hasanuddin yang menilai hal tersebut bertentangan dengan prinsip politik internasional Indonesia.

Selain itu pendirian Pangkalan Angkatan Udara Rusia di Papua menurut Hasanuddin juga melanggar konstitusi yang menjadi pijakan utama politik Indonesia 

"Pendirian pangkalan militer asing di wilayah Indonesia merupakan pelanggaran terhadap konstitusi dan bertentangan dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif yang menjadi pijakan utama diplomasi Indonesia," katanya. 

Saat memberikan keterangan, Rabu 16 April 2025, Hasanuddin meminta Indonesia tidak mengabulkan permintaan Rusia untuk membantu pangkalan militer. Pasalnya tindakan tersebut menyangkut prinsip kedaulatan Indonesia.

"Konstitusi kita dan berbagai peraturan perundang-undangan secara tegas melarang keberadaan pangkalan militer asing. Hal ini bukan hanya soal hukum, tetapi menyangkut prinsip kedaulatan nasional dan arah politik luar negeri kita," ujar Hasanuddin. 

Politikus PDIP ini menegaskan politik luar negeri Indonesia bersifat bebas aktif. Pendirian pangkalan militer asing bisa menyeret Indonesia dalam percaturan geopolitik. Kondisi ini menurut Hasanuddin justru kontraproduktif dengan sikap Indonesia yang mendukung perdamaian. 

"Pendirian pangkalan militer asing hanya akan menyeret Indonesia dalam percaturan geopolitik yang kontraproduktif dengan perdamaian dunia. Selain itu, kepentingan nasional kita lebih utama ketimbang ikut campur dalam situasi yang berpotensi meningkatkan intensitas konflik antar kekuatan-kekuatan besar," jelasnya.

Purnawirawan TNI dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal (Mayjen) ini mengingatkan keberadaan pangkalan militer asing memicu ketegangan Indonesia dengan negara lain. Selain itu juga mengganggu stabilitas kawasan ASEAN 

"Kita harus berhati-hati. Stabilitas kawasan lebih penting daripada kepentingan sempit negara tertentu. ASEAN dibangun atas dasar kerja sama dan kepercayaan, bukan persaingan kekuatan militer," tuturnya.

Kabar rencana pendirian pangkalan militer Rusia di Indonesia dilaporkan oleh salah satu web militer Amerika Serikat. Situs bernama Janes itu menyebut Rusia sudah mengajukan permintaan resmi menempatkan pesawat militernya di Pangkalan Angkatan Udara Manuhua di Biak Numfor, Provinsi Papua.

Juru bicara Kementerian Luar Negari RI (Kemlu) Rolliansyah Soemirat menegaskan menegaskan pemerintah tak memberi izin negara manapun untuk membangun pangkalan militer di Indonesia.

"Indonesia tidak pernah memberikan izin kepada negara manapun untuk membangun atau memiliki pangkalan militer di Indonesia," katanya. 

Dalam keterangan tertulisnya, Rabu 16 April 2025, pria yang biasa disapa Roy ini mengatakan Indonesia adalah negara dengan tradisi politik luar negeri bebas aktif. Indonesia menurut Roy hanya akan menerima dan mengizinkan pesawat atau kapal militer negara lain berkunjung dalam misi perdamaian.

Terkait pangkalan di Biak, Papua, Roy mengatakan lokasi tersebut rencananya akam dibuat senagai tempat peluncuran satelit. Namun pembangunan yang sudah direncanakan sejak beberapa tahun lalu itu sampai sekarang belum ada keputusan. 

"Pembicaraan mengenai hal tersebut telah dimulai beberapa tahun yang lalu namun belum sampai kepada keputusan apapun," ungkap Roy

Jurnalis GBN

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: redaksi.gbn@gmail.com