Ketua Dewan Penasehat Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Mohammad Jusuf Hamka membantah pernyataan Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo yang menyebut warga keturunan Tionghoa mendukung Calon Presiden (Capres) pilihan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jusuf menegaskan pernyataan Hary Tanoe itu ngawur dan meresahkan.
"Pernyataan yang telah disampaikan Hary Tanoe itu ngawur dan membuat resah masyarakat Tionghoa," kata Jusuf.
Saat berbicara Selasa 16 Mei 2023, Jusuf menjelaskan masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia tidak mungkin hanya diwakili oleh 1 orang. Pasalnya warga Tionghoa tersebar di berbagai partai politik. Sebagai bagian dari warga Tionghoa, Jusuf menyatakan tidak pernah memberikan kuasa kepada seseorang untuk mewakilinya mendukung Capres tertentu.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini pun mengaku sudah menghubungi Ketua Umum Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Wilianto Tanta guna meminta klarifikasi soal pernyataan Hary Tanoe.
"Saya marahi ketua PSMTI 'Kamu jangan pakai-pakai nama warga Tionghoa'. Dia (Wilianto) minta-minta maaf, bukan dia, dan dia tidak juga pernah memberikan wewenang kepada Hary Tanoe untuk bicara atas nama PSMTI walaupun dia (Hary) penasehat," ujar pria yang dikenal sebagai 'Raja Jalan Tol' ini.
Dalam pembicaraan selama sekitar 15 menit itu Jusuf mengingatkan semua pernyataan yang mewakili organisasi harus keluar dari Ketua Umum. Terlebih Wilianto menurut Jusuf tidak pernah memberikan kuasa kepada Hary Tanoe mengeluarkan pernyataan atas nama PSMTI.
"Jadi, statement apapun harus dari ketua umum. Kedua, organisasi PSMTI bukan organisasi politik, ini organisasi sosial dan tidak dibenarkan untuk membicarakan politik atau cawe-cawe di politik," tambah Jusuf.
Pria yang juga disapa Baba Alun ini menegaskan dirinya menghormati Jokowi. Terlebih pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 Jusuf menjadi bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin. Namun soal dukungan pada Pilpres 2024, Jusuf mengungkapkan tidak semua warga Tionghoa mendukung Capres pilihan Jokowi.
"Pak Jokowi orang baik. Tapi bukan berarti pilihan pak Jokowi harus diikuti oleh masyarakat Tionghoa, ini salah kaprah," tambahnya.
Jusuf pun meminta politikus keturunan Tionghoa tidak menyeret masyarakat Tionghoa dalam kegiatan politik. Menurutnya tindakan itu sama saja menjerumuskan warga Tionghoa yang tidak tahu apa-apa. Dia menerangkan politik adalah hak individu masing-masing.
"Kalau begini dan menjerumuskan orang-orang Tionghoa yang tidak tahu apa-apa, yang cuma diklaim seolah-olah Hary Tanoe mewakili orang-orang Tionghoa. Jangan menyeret-nyeret suku Tionghoa demi keuntungan pribadi di dalam berpolitik. Berpolitiklah dengan elegan dan santun tanpa mengklaim," tutur Jusuf.
Sebelumnya Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo menyatakan warga masyarakat keturunan Tionghoa selalu mendukung kebijakan Presiden Jokowi, termasuk soal Capres yang akan berlaga dalam Pilpres 2024.
"PSMTI juga menegaskan ingin sekali siapa pun nanti yang didukung oleh Pak Jokowi tentunya akan didukung juga oleh PMSTI," kata Hary Tanoe setelah bertemu dengan Jokowi di Istana Kepresidenan, Senin 15 Mei 2023.
Pembina PSMTI ini menjelaskan pihaknya ingin pembangunan yang telah dilakukan selama 2 periode kepemimpinan Jokowi dilanjutkan oleh presiden berikutnya. Baik di bidang ekonomi maupun politik. Itulah sebabnya PSMTI akan memilih Capres yang sesuai dengan kriteria yang telah disampaikan Jokowi.
"Secara implisit memang seperti itu, apa yang didukung beliau pasti didukung PSMTI," ujar bos MNC Group ini.
Hary Tanoe mengungkapkan di Indonesia terdapat lebih dari 7 juta warga keturunan Tionghoa di Indonesia, sebagian besar berprofesi sebagai pengusaha. Itulah sebabnya PTSMI mengapresiasi pencepaian ekonomi Indonesia yang tetap tumbuh meski sempat diterpa pandemic Covid-19.
"Ya kalau sikap PSMTI mendukung apa yang sudah dilakukan beliau dan yang diharapkan ada kontinuitas, secara implisit memang seperti itu apa yang didukung beliau pasti didukung PSMTI. Intinya PMSTI menegaskan perlunya keberlanjutan, kontinuitas, apa yang sudah dicapai oleh beliau, baik secara ekonomi, secara politik," tutur Hary Tanoe