Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo menyatakan warga masyarakat keturunan Tionghoa selalu mendukung kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dukungan tersebut diberikan dalam berbagai hal, termasuk soal Calon Presiden (Capres) yang akan berlaga dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Saat berbicara setelah bertemu dengan Jokowi di Istana Kepresidenan, Senin 15 Mei 2023, Hary Tanoe menegasakan warga masyarakat keturunan Tionghoa akan mendukung siapa pun Capres yang didukung Jokowi.
"PSMTI juga menegaskan ingin sekali siapa pun nanti yang didukung oleh Pak Jokowi tentunya akan didukung juga oleh PMSTI," kata Hary Tanoe.
Pembina Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) ini menjelaskan pihaknya ingin pembangunan yang telah dilakukan selama 2 periode kepemimpinan Jokowi dilanjutkan oleh presiden berikutnya. Baik di bidang ekonomi maupun politik. Itulah sebabnya PSMTI akan memilih Capres yang sesuai dengan kriteria yang telah disampaikan Jokowi.
"Secara implisit memang seperti itu, apa yang didukung beliau pasti didukung PSMTI," ujarnya.
Hary Tanoe mengungkapkan di Indonesia terdapat lebih dari 7 juta warga keturunan Tionghoa di Indonesia, sebagian besar berprofesi sebagai pengusaha. Itulah sebabnya PTSMI mengapresiasi pencepaian ekonomi Indonesia yang tetap tumbuh meski sempat diterpa pandemic Covid-19.
"Ya kalau sikap PSMTI mendukung apa yang sudah dilakukan beliau dan yang diharapkan ada kontinuitas, secara implisit memang seperti itu apa yang didukung beliau pasti didukung PSMTI. Intinya PMSTI menegaskan perlunya keberlanjutan, kontinuitas, apa yang sudah dicapai oleh beliau, baik secara ekonomi, secara politik," tutur Hary Tanoe.
Terkait dukungan Partai Perindo terhadap nama Capres, Hary Tanoe menegaskan partainya sampai saat ini belum menentukan pilihan. Dia pun berjanji akan menyampaikan ke public pada Juni 2023.
"Mudah,mudahan tidak lewat bulan Juni (pengumuman dukungan capres), karena ini keputusan ini harus matang," tutur Hary Tanoe.
Pernyataan bos MNC Group ini pun langsung menuai tanggapan, salah satunya dari mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Melalui cuitan di akun twitternya, @susipudjiastuti, Selasa 16 Mei 2023, Susi mempertanyakan maksud pernyataan tersebut.
"Bukannya Indonesia ??Untuk Indonesia ??," tulis Susi.