PHK di Industri Teknologi Informasi : Seberapa Cepat Harus Antisipasi Perubahan

Bukan saatnya lagi penawaran akan menciptakan permintaan, namun permintaan akan men “drive” penawaran.

Sumber Foto: https://sasanadigital.com

Suatu negara dikatakan berkembang Ekonomi Digital-nya ditandai dengan semakin maraknya serta berkembangnya bisnis atau transaksi perdagangan yang memanfaatkan internet sebagai media komunikasi, kolaborasi, dan kooperasi antar lembaga ataupun antar individu.

Suatu sosiopolitik dan sistem ekonomi yang mempunyai karakteristik sebagai sebuah ruang intelijen meliputi informasi berbagai akses instrumen informasi dan pemrosesan informasi serta kapasitas komunikasi. Komponen ekonomi digital yang berhasil diidentifikasi pertama kalinya adalah industri TIK, aktivitas e-commerce antar perusahaan dan individu, distribusi digital barang-barang dan jasa-jasa, dukungan pada penjualan-penjualan barang-barang terutama sistem dan jasa-jasa yang menggunakan internet (Don Tapscott (1998)).

Perkembangan teknologi informasi telah mempengaruhi cara pandang dan tentu saja cara kerja organisasi dalam berbagai aspek, termasuk dunia bisnis. Cara pandang terhadap faktor produksi yang penting, bagaimana memasarkan produk, waktu transaksi, kemampuan beradaptasi, berkurangnya usaha mediator (broker), persaingan yang lebih ketat.

Dalam ekonomi klasik, tanah, gedung, buruh, dan uang merupakan faktor-faktor produksi penting, namun demikian di dalam ekonomi digital, knowledge atau pengetahuan merupakan jenis sumber daya terpenting yang harus dimiliki organisasi. Produk dan jasa yang ditawarkan dapat direpresentasikan dalam bentuk digital, maka perusahaan dapat dengan mudah dan murah menawarkan produk dan jasanya ke seluruh dunia. Hal-hal fisik bisa menjadi virtual, tanpa kehadiran fisik antara pihak-pihak atau individu yang melakukan transaksi. Dengan kata lain, bisnis dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja selama 24 jam per-hari dan 7 hari seminggu secara on-line dan real time.

Dalam ekonomi digital akan terjadi molekularisasi , yaitu penggantian dari media massa ke media molekul. Bentuk molekul merupakan suatu sistem di mana organisasi dapat dengan mudah beradaptasi dengan setiap perubahan dinamis yang terjadi di lingkungannya. Dengan demikian kemampuan beradaptasi menjadi kata kuncinya. Skala besar tanpa kemampuan beradaptasi akan dilindas dalam persaingan. Ekonomi Jaringan dengan interkoneksi mendalam dan jangkauan entitas ekonomi yang luas merupakan salah satu prasyarat untuk dapat berhasil di dunia maya. Dampaknya adalah berkurangnya mediator (broker) sebagai perantara terjadinya transaksi antara pemasok dan pelanggan. Perusahaan-perusahaan klasik yang menggantungkan diri sebagai mediator dengan sendirinya terpaksa harus gulung tikar dengan adanya bisnis internet. Pasar bebas memungkinkan terjadinya transaksi antar individu tanpa harus melibatkan pihak-pihak lain. Kunci sukses perusahaan dalam bisnis internet terletak pada tingkat kemampuan dan kualitas perusahaan dalam mengkonvergensikan tiga sektor industri, yaitu: computing, communications, dan content.

Aktivitas di internet adalah bisnis 24 jam, bukan 8 jam seperti layaknya perusahaan-perusahaan di dunia nyata. Keunggulan kompetitif (competitive advantage) sangat sulit dipertahankan mengingat apa yang dilakukan seseorang atau perusahaan internet lain sangat mudah untuk ditiru. Oleh karena itulah inovasi secara cepat dan terus-menerus dibutuhkan agar sebuah perusahaan dapat bertahan. Di dalam ekonomi digital batasan antara konsumen dan produsen yang selama ini terlihat jelas menjadi kabur. Hampir semua konsumen teknologi informasi dapat dengan mudah menjadi produsen yang siap menawarkan produk dan jasanya kepada masyarakat dan komunitas bisnis.

Pelanggan dihadapkan pada beragam perusahaan yang menawarkan produk atau jasa yang sama. Dalam memilih perusahaan, mereka hanya menggunakan tiga kriteria utama. Secara prinsip mereka akan mengadakan transaksi dengan perusahaan yang menawarkan produk atau jasanya secara cheaper, better, dan faster dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Mengingat bahwa switching cost di internet sangat mudah dan murah, maka pelanggan akan terus menerus mencari perusahaan yang paling memberikan benefit tertinggi baginya. Melihat hal inilah maka perusahaan harus selalu peka terhadap berbagai kebutuhan pelanggan yang membutuhkan kepuasan pelayanan tertentu. Segmentasi market yang selama ini sering dilakukan berdasarkan batas-batas waktu dan ruang pun harus didefinisikan kembali mengingat bahwa seluruh masyarakat telah menjadi satu di dalam dunia maya, baik komunitas produsen maupun konsumen.

Fenomena perubahan struktur sosial dan budaya mempunyai konsekuensi logis terjadinya perubahan sejumlah paradigma terkait dengan kehidupan sehari-hari. Semakin ringkasnya organisasi akan menyebabkan terjadinya pengangguran di mana-mana, mata pencaharian para mediator (brokers) menjadi hilang, para pekerja menjadi workoholic karena persaingan yang sangat ketat, pengaruh budaya barat sulit untuk dicegah karena dapat diakses bebas oleh siapa saja melalui internet, dan lain sebagainya merupakan contoh fenomena yang terjadi di era ekonomi digital. Ketidaksiapan sebuah organisasi dalam menghadapi segala kemungkinan dampak negatif yang timbul akan berakibat buruk (bumerang) bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Ironisnya, perubahan yang sangat dinamis dalam lingkungan global, bisnis dan teknologi juga memakan induknya sendiri. Pada tahun 2024 ini telah terjadi gelombang PHK besar di industri teknologi informasi global maupun lokal.

PHK di Indutri Teknologi Informasi

Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) telah mengguncang industri teknologi global. Perusahaan-perusahaan raksasa yang selama ini dikenal dengan pertumbuhan pesat dan inovasi , mengambil langkah untuk lebih mengefisienkan usahanya dengan mengurangi tenaga kerjanya. Beberapa alasan utama perusahaan industri teknologi informasi melakukan PHK. Ketidakpastian ekonomi global, inflasi yang tinggi, dan kenaikan suku bunga telah menyebabkan perusahaan-perusahaan teknologi mengurangi pengeluaran dan melakukan efisiensi biaya. Selama pandemi, perusahaan telah melakukan rekrutmen besar besaran, sehingga saat ini terlalu banyak tenaga kerja, di sisi lain terjadi penurunan pekerjaan seiring dengan menghilangnya pademi. Perubahan fokus bisnis. Perusahaan-perusahaan teknologi informasi melakukan perubahan fokus bisnis salah satunya ke ke Artificial Inteleligent. Perubahan ini berdampak kepada aktivitas bisnis tidak dikembangkan sehingga akan mengurangi tenaga kerjanya. Beberapa proyek atau investasi gagal mencapai target yang diharapkan. Akibatnya, perusahaan teknologi informasi melakukan PHK. Yang terakhir, investor menekan perusahaan teknologi untuk meningkatkan profitabilitas dan mengurangi pengeluaran. Hal ini mendorong perusahaan untuk melakukan efisiensi biaya, termasuk melalui PHK.

Dalam lingkup domestil sejak tahun 2022, beberapa perusahaan teknologi informasi juga melakukan PHK. PT Goto Gojek Tokopedia Tbk atau GoTo melakukan PHK terhadap 12 persen dari total karyawannya atau sebanyak 1.300 orang. Perampingan ini dipicu oleh tantangan makro ekonomi global yang berdampak signifikan bagi para pelaku usaha di seluruh dunia. Untuk itu, GoTo merasa perlu beradaptasi untuk memastikan kesiapan perusahaan menghadapi tantangan ke depan. memfokuskan diri pada layanan inti, yaitu on-demand, e-commerce dan financial technology.

Ruangguru (PT Ruang Raya Indonesia) melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan karyawannya. Ruangguru PHK karyawan lantaran ketidakpastian ekonomi global yang akhirnya berdampak terhadap perusahaan. Shopee Indonesia, jumlah karyawan yang di-PHK sekitar 3 persen dari total karyawan. Kondisi ekonomi global menuntut untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien.

LinkAja telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap ratusan karyawanya. Kebijakan ini disepakati lantaran perusahaan ingin melakukan reorganisasi SDM. Penyesuaian organisasi SDM ini dilakukan atas dasar relevansi fungsi SDM tersebut pada kebutuhan dan fokus bisnis perusahaan saat ini.

Tokocrypto melakukan PHK karyawannya sebanyak 20 persen dari 227 karyawan atau sekitar 45 orang. Langkah pengurangan karyawan Tokocrypto, dilakukan untuk perubahan strategi bisnis agar perusahaan mampu beradaptasi cepat dengan perubahan. Tokocrypto akan memperkuat kembali bisnis utama sebagai exchange platform serta memisahkan T-Hub dan TokoMall menjadi entitas yang berbeda.

TaniHub menghentikan operasional dua warehouse atau pergudangan yakni di Bandung dan Bali. Hal ini berakibat terjadinya PHK terhadap karyawan.Perusahaan ingin mempertajam fokus bisnis dengan meningkatkan pertumbuhan melalui kegiatan Business to Business (B2B) seperti hotel, restoran, kafe, modern trade, general trade, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta mitra strategis.

Startup teknologi edukasi Zenius PHK karyawan hingga 25 persen atau lebih dari 200 karyawan. PHK ini dilakukan lantaran perusahaan sedang mengalami kondisi makro ekonomi terburuk dalam beberapa dekade terakhir.

SiCepat telah melakukan pemangkasan terhadap 0,6 persen dari total sekitar 60.000 karyawan, atau setara sekitar 360 karyawan. Pemangkasan itu disebut sebagai salah satu bagian dari evaluasi berkala yang dilakukan perusahaan.

Jika dicermati terjadinya PHK di industri teknologi informasi, ternyata penyebab utamanya adalah telah terjadi perubahan yang cepat. Terjadinya perubahan permintaan dalam penyediaan teknologi informasi yang lebih berdaya guna, menyebabkan umur ekonomi teknologi menjadi semakin pendek dan mendorong perusahaan teknologi informasi untuk fokus. Perencanaan sumber daya manusia, baik secara kuantitas maupun kualitas belum optimal dan tidak proaktif dalam dalam mengantisipasi perubahan yang sangat cepat. Skala usaha yang besar juga turut menyumbang terjadinya inefisiensi, untuk itu perusahaan berusaha untuk fokus pada usaha-usaha yang lebih tinggi kemampulabaannya. Ketidakpastian lingkungan global dan domestik juga berdampak terhadap permintaan dan secara langsung terhadap kelangsungan bisnis industri teknologi informasi.

Penutup

Perusahaan teknologi informasi secara sadar pastinya sudah mengantisipasi perubahan apa yang akan terjadi berkaitan keberadaan teknologi informasi. Perilaku bisnis pastinya telah disesuaikan dan diantisipasi untuk berubah. Namun demikian perubahan lingkungan eksternal seperti meningkatnya ketidakpastian global tidak dapat diantisipasi secara penuh, termasuk oleh perusahaan kelas dunia. Selain itu berkaitan dengan pertumbuhan teknologi informasi, permintaan konsumen akan layanan yang menggunakan teknogi informasi juga semakin kompleks. Hal ini juga yang mendorong perusahaan untuk mampu melayaninya. Beberapa perusahaan fokus terhadap hal ini, namun apakah mampu mengejarnya. Bukan saatnya lagi penawaran akan menciptakan permintaan, namun permintaan akan men “drive” penawaran.

Kolumnis
Dosen Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan dan Magister Ekonomi Terapan FEB Unika Atma Jaya

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: redaksi.gbn@gmail.com