Ditolak Warga Bali, 4.100 Nyamuk Wolbachia Justru Disebar di Jakarta Barat

Kemenkes menggulirkan program wolbachia untuk mengatasi demam berdarah dengue (DBD)

Kemenkes bakal lepaskan 4.100 nyamuk wolbachia di Jakarta Barat

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bakal segera menggulirkan program wolbachia di Jakarta. Bekerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta, Kemenkes akan menyebarkan nyamuk yang telah mengandung bakteri wolbachia. Upaya ini dilakukan guna mengatasi penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Salah satu wilayah yang bakal menjadi lokasi pelaksanaan program wolbachia adalah Jakarta Barat. Saat ini tim Kemenkes terus melakukan persiapan berupa pengembang biakan nyamuk wolbachia.

"Ini masih dalam tahap persiapan dan perhitungan oleh tim Kemenkes," ujar Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Erizon Safari.

Saat memberikan keterangan di Jakarta Barat, Jumat 17 November 2023, Erizon mengatakan sebanyak 4.100 nyamuk wolbachia nantinya bakal dilepaskan di Kecamatan Kembangan. Menurutnya untuk sementara program wolbachia akan difokuskan di wilayah tersebut.

Namun Erizon belum bisa memastikan kapan program tersebut bakal digulirkan. Erizon menegaskan peluncuran masih menunggu kesepakatan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kemenkes dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Menunggu 'MoU' (Memorandum of Understanding' Kemenkes dan (Pemprov) DKI) dulu," katanya.

Erizon juga mengungkapkan kasus DBD di Jakarta Barat mengalami fluktuasi sejak Januari hingga Agustus 2023. Pada Januari tercatat ada 132 kasus. Jumlahnya menurun menjadi 39 kasus pada Agustus.

“Pada Januari ada 132 kasus, Februari 94, Maret 105, April 125, Mei 95, Juni 80, Juli 66, dan Agustus 39 kasus,” ungkap Erizon.

Kritik Program Wolbachia Atasi DBD, Eks Menkes: Jangan Jadikan Rakyat Kelinci Percobaan

Sebelumnya program wolbachia sempat mendapat penolakan dari masyarakat Bali. Akibatnya Pemprov Bali pun menunda pelaksanaannya.

"Kalau masih ada masyarakat yang tidak menerima, berarti kita tunda dulu," kata Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya.

Menurutnya diperlukan sosialisasi yang lebih luas sebelum program wolbachia dilaksanakan di Pulau Dewata itu. Sehingga nantinya masyarakat bisa memahami dan menerima pelaksanaan program tersebut.

"Perlu sosialisasi, ada penolakan dari masyarakat 'kan kita tidak ingin masyarakat terbelah. Yang pro dan kontra ini harus dibagusin dulu," ujar purnwirawan Polri berpangkat Irjen ini.

Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadillah Supari menyoroti pelaksanaan program nyamuk wolbachia yang tengah dilakukan pemerintah.

Saat berbicara melalui video YouTube yang dikutip Sabtu 18 November 2023, Siti menyebut rakyat Indonesia hanya dijadikan kelinci percobaan dalam program World Mosquito Program (WMP) yang merupakan bagian dari Monash University, Australia.

"Ini adalah sesuatu ketidaknyamanan bagi kami bagi rakyat Indonesia kalau ada hal yang seperti ini, mungkin harus ada tata cara bagaimana kalau rakyat itu digunakan satu penelitian jadi jangan begitu saja rakyat itu dipakai seperti itu," ungkapnya.

Menurut Siti, sejauh ini pemerintah cukup berhasil mengendalikan DBD. Terbukti dengan tidak ada kematian yang menghebohkan akibat DBD. Itulah sebabnya program nyamuk wolbachia layak dipertanyakan. Terlebih pelaksanaannya terkesan tidak transparan.

Wanita yang pernah menjadi ahli jantung di RS Harapan Kita, Jakarta ini menegaskan tidak menolak penelitian. Namun jangan dilakukan dengan menjadikan masyarakat sebagai objeknya. Cara yang digunakan juga harus transparan.

"Kami tidak menolak penelitian oleh siapapun. Tetapi kalau mereka menggunakan masyarakat kita dalam penelitian itu harusnya ada cara yang lebih transparan," tegasnya.

Siti pun mendukung penolakan terhadap program nyamuk wolbachia yang dilakukan masyarakat Bali. Penolakan itu pun berbuah ditundanya penyebaran jentik nyamuk wolbachia di Bali.

Jurnalis GBN

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: redaksi.gbn@gmail.com