Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya buka suara soal rencana pengosongan lahan di Pulau Rempang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Rencana tersebut menjadi sebab terjadinya bentrokan antara aparat gabungan TNI dan Polri dengan warga yang menolak petugas Badan Pengusahaan (BP) Batam, yang akan melaklukan pengukuran lahan pada Kamis 9 September 2023.
Berbicara usai melakukan kunjungan di Pasar Kranggot, Cilegon, Banten, Selasa 12 September 2023, Jokowi menjanjikan warga yang lahannya terkena proyek ‘Rempang Eco City’ itu bakal mendapatkan ganti rugi berupa tanah seluas 500 meter persegi dan rumah tipe 45. Jokwowi mengatakan telah terjadi masalah komunikasi antara kedua pihak yang menyebabkan protes warga.
Jokowi pun meminta rencana pembangunan ‘Rempang Eco City’ dibicarakan dan disosialisasikan dengan baik. Terlebih sebelumnya sudah ada kesepakatan terkait ganti rugi yang bakal diterima warga, baik lahan maupun bangunan.
"Itu masalah komunikasi yang kurang baik, saya kira kalau warga diajak bicara diberikan solusi karena di situ sebetulnya sudah ada kesepakatan bahwa warga akan diberi lahan 500 meter plus bangunannya tipe 45,"kata Jokowi.
Dalam kesempatan tersebut, mantan Gubernur DKI Jakarta ini menekankan jika rencana pembangunan dan relokasi tidak disosialisasikan dengan baik dipastikan bakal memicu konflik. Warga tidak mau digusur lantaran tidak mendapat informasi yang benar.
"Tapi ini kurang dikomunikasi dengan baik sehingga terjadi masalah," ujarnya.
Jokowi pun mengaku telah menugaskan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memberikan sosialisasi langsung kepada warga terkait rencana pembangunan Rempang Eco City.
Dikutip dari laman BP Batam, Rempang Eco City terdaftar dalam Program Strategis Nasional (PSN) 2023 yang diatur dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7 Tahun 2023. Dalam aturan yang disahkan pada 28 Agustus 2023 itu disebutkan nantinya Rempang Eco Citu akan menjadi kawasan industri dan wisata. Diharapkan Rempang Eco City menjadikan Batam mampu bersaing dengan Singapura dan Malaysia.
Demi menyukseskan pembangunan Rempang Eco City, BP Batam menggandeng PT Makmur Elok Graha (MEG). Total lahan yang bakal digarap oleh perusahaan yang dimiliki oleh pengusaha Tomy Winata itu seluas 17.000 hektare, yang terdiri dari seluruh Pulau Rempang dan Pulau Subang Mas. Ditargetnya total investasi yang bakal dimasuk pada 2080 mencapai Rp381 triliun dan mampu menyerap 306.000 tenaga kerja.
Namun warga tidak serta merta menerima rencana tersebut. Seperti diketahui, bentrokan antara aparat gabungan TNI, Polri, dan Satpol PP dengan warga Pulau Rempang terjadi pada Kamis 9 September 2023. Warga yang tidak setuju dengan rencana pengembangan kawasan tersebut melakukan penghadangan petugas yang akan melakukan pengukuran.
Warga berdalih kawasan tersebut merupakan kampung adat Melayu yang sudah ada sejak 1834. Selain itu proyek Rempang Eco City juga menyebabkan 7.500 warga di 16 kampung harus angkat kaki dari lahan yang sudah mereka tempati sejak berpuluh-puluh tahun.
Tak hanya menghadang, warga juga menebang beberapa batang pohon guna menghalangi masuknya alat berat. Petugas gabungan pun terpaksa menembakkan gas air mata guna membubarkan ratusan massa yang memblokir jalan diujung jembatan 4 Pulau Rempang. Akibatnya beberapa warga mengalami luka-luka terkana gas air mata, termasuk belasan siswa yang sekolahnya berada tak jauh dari lokasi bentrokan.