Tolak Pembangunan Pabrik Kaca, Warga Pulau Rempang, Batam Dihujani Gas Air Mata

Belasan siswa SMP Negeri 22 dilarikan ke rumah sakit karena terkena gas air mata

Warga Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau bentrok dengan aparat karena menolak pembangunan pabrik kaca

Bentrokan antara aparat gabungan TNI, Polri, dan Satpol PP dengan warga terjadi di Pulau Rempang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Bentrokan terjadi setelah warga menolak kedatangan petugas yang akan melakukan proses pengukuran untuk pengembangan kawasan oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam, Kamis 9 September 2023.

Warga yang tidak setuju dengan rencana pengembangan kawasan tersebut melakukan penghadangan petugas yang akan melakukan pengukuran. Warga berdalih kawasan tersebut merupakan kampong adat Melayu. Tak hanya mengadang, warga juga menebang beberapa batang pohon guna menghalangi masuknya alat berat.

Petugas gabungan pun terpaksa menembakkan gas air mata guna membubarkan ratusan massa yang memblokir jalan diujung jembatan 4 Pulau Rempang. Akibatnya beberapa warga terpaksa dilarikann ke rumah sakit lantaran terkena tembakan gas air mata, termasuk beberapa siswa SMP Negeri 22.

Kepala Sekolah SMP Negeri 22 Muhammad Nazib mengatakan belasan siswa dibawa menggunakan ambulan ke rumah sakit setelah terkena gas air mata yang terbawa angin. Nazib mengakui lokasi SMP Negeri 22 memang berdekatan dengan tempat terjadinya bentrokan.

"Ada belasan siswa yang saya tau dibawa oleh ambulan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Gas air mata itu tadi terbawa angin, karena ribut dekat dari sekolah kami," ujar Nazib.

Dikutip dari beberapa sumber, sampai saat ini petugas gabungan masih berjaga-jaga di lokasi tersebut guna memastikan kondisi keamanan menjadi kondusif. Selain itu aparat keamanan juga mengawal petugas yang akan melakukan pengukuran. Pasalnya proyek tersebut merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN).

Sementara itu Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait meminta masyarakat tidak mudah terpancing dengan informasi yang tidak benar soal tindakan yang dilakukan aparat keamanan.

Saat memberikan keterangan, Kamis 7 September 2023, Ariastuty menerangkan justru warga masyarakatlah yang pertama melakukan tindakan kekerasan dengan melemaparkan batu dan botol ke petugas pengukuran.

Padahal saat itu menurut Ariastuty, petugas sudah menyampaikan imbauan agar masyarakat tidak melakukan tindakan kekerasan. Berdasarkan informasi yang diteriamanya, Ariastuty menyebut ada beberapa warga yang ditangkap lantaran kedapatan membawa senjata tajam.

"Informasi dari tim di lapangan, sudah ada beberapa oknum provokator yang ditangkap pihak kepolisian. Beberapa di antaranya bahkan didapati membawa parang dan sudah berhasil diamankan," ujarnya.

Sebelumnya diketahui, BP Batam akan melakukan relokasi terhadap warga di Pulau Galang dan Pulau Rempang. Pasalnya kedua pulau itu akan dilakukan pembangunan pabrik kaca terbesar kedua di dunia. Selain itu kedua pulau yang masuk dalam PSN itu akan disulap menjadi kawasan wisata. Lahan yang akan digunakan untuk proyek tersebut seluas 17 ribu hektare.

Pada lahan yang diklaim dimiliki oleh PT Meg itu saat ini terdapat 16 kampung yang dihuni tak kurang 1.000 warga.

Jurnalis GBN

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: redaksi.gbn@gmail.com