Kehidupan dan kesejahteraan manusia dalam jangka panjang bergantung pada kesehatan Bumin termasuk sistem di dalamnya baik yang hidup maupun tidak. Ini termasuk keanekaragaman hayati, yang mencakup sekitar 8 juta spesies di planet ini, mulai dari tumbuhan dan hewan hingga jamur dan bakteri, juga ekosistem yang menaunginya, seperti lautan, hutan, lingkungan gunung dan terumbu karang, maupun ragam genetik di dalamnya.
Aktivitas berlebihan manusia secara global menyebabkan hilangnya berbagai habitat makhluk hidup dan mengakibatkan perubahan iklim penyebab bencana. Tingkat kepunahan jenis makhluk hidup sekarang diperkirakan 1000 kali lebih besar daripada sebelum manusia mendominasi planet ini.
Terkait hal ini, World Business Council for Sustainable Development menekankan, menurunnya keanekaragaman hayati berdampak buruk bagi manusia, dan tentunya juga sangat memengaruhi kelangsungan dunia usaha.
Semua bisnis secara langsung atau tidak mengandalkan kelancaran usahanya pada keanekaragaman hayati sebagai bahan dasarnya. Industri fesyen membutuhkan kapas untuk bahan kain; perusahaan farmasi memerlukan senyawa yang terdapat pada tumbuhan; industri bangunan menggunakan kayu dari pohon. Dengan berkurangnya keanekaragaman hayati, ketersediaan bahan baku ini terancam, sehingga meningkatkan biaya untuk bisnis dan akhirnya konsumen pula yang akan dirugikan.
Untuk industri makanan, penyerbuk esensial, seperti lebah, terancam punah. Tanpa penyerbuk, produksi massal buah dan sayuran akan menjadi jauh lebih sulit dan padat karya, dan kembali konsumen akan dirugikan.
Bagaimana agar Bumi sehat? Ada beberapa cara yang dapat dilakukan seseorang. Di antaranya menyebarkan informasi bahwa krisis kepunahan memang sedang terjadi. Menyikapi perubahan iklim adalah hal krusial, terutama dengan hemat energi dan mengurangi penggunaan produk yang berasal dari makhluk hidup langka. Manusia juga harus pantang menyerah dalam menjaga habitat lain maupun melindungi makhluk hidup yang masih ada sekarang.
Berbagai kampanye global secara rutin diadakan supaya Bumi terus dijaga. Di antaranya International Day of Plant Health, Hari Kesehatan Tumbuhan Internasional, yang diadakan 12 Mei, untuk meningkatkan kesadaran global tentang bagaimana melindungi kesehatan tanaman dapat membantu mengakhiri kelaparan, mengurangi kemiskinan, melindungi keanekaragaman hayati dan lingkungan, serta mendorong pembangunan ekonomi. Sedangkan World Animal Day, Hari Hewan Sedunia, diadakan setiap 4 Oktober, fokus pada hak dan kesejahteraan hewan di seluruh dunia, agar penderitaan yang tidak perlu dari semua hewan dapat diakhiri.
Kiat-kiat yang dapat dilaksanakan oleh pelaku usaha agar Bumi tetap sehat dapat dikembangkan secara kreatif. Di antaranya, menggunakan kembali (reuse), melakukan pengomposan, mendaur ulang, dan mengurangi jumlah sumber daya yang digunakan. Selain itu, memulihkan habitat hewan dan tumbuhan, mengoptimalkan sumber energi, dan membuat produk yang berdaya tahan serta dapat diperbaiki.
Womanpreneur Community (WPC) menyadari peluang ini dengan mengangkatnya dalam berbagai kegiatan seperti pelatihan maupun webinar. WPC adalah perkumpulan sebagai wadah pemberdayaan ekonomi perempuan, yang berupaya membangun kapasitas pelaku UMKM perempuan agar mampu menjadi UMKM yang berkelas, menyiapkan dan memperluas akses pasar bagi UMKM perempuan, serta membukakan akses pembiayaan bagi mereka yang bisnisnya sudah membutuhkan.
Saat ini jumlah anggota yang bergabung dengan komunitas tersebut di media sosial mencapai 18.000 orang dengan 1.500 UMKM binaan yang lahir melalui program Inkubator Bisnis Womanpreneur.
Khusus pada peringatan 13 tahun berdirinya, di bulan Mei ini, melalui webinar “Bisnis Cuan, Bumi Sehat” yang dipandu Yosica, pemilik YosicaFe - teman belajar ibu bangun bisnis, WPC mengajak pelaku usaha perempuan untuk membahas pentingnya bumi yang sehat bagi kelangsungan usaha. Ada paparan tentang masalah lingkungan global yang menganggu keanekeragaman hayati dan pilihan untuk mengatasinya. Selain itu ada pelaku usaha perempuan yang berbagi kisah tentang bisnis ramah lingkungan, yaitu Yomi Windri Asni, pendiri Langis Soap, berbagai jenis sabun yang terbuat dari jelantah; serta Rizki Pebriani penggagas Kaywood Official, pengrajin berbahan dasar limbah kayu.
Ragam produk WPC dapat diperoleh di Karyaperempuan.id, e-commerce pertama dan satu-satunya dengan 100% produk lokal dari tangan perempuan di berbagai pelosok Nusantara.