Perayaan Gelak Tawa Sedunia

Menggabungkan upaya pelestarian lingkungan dengan kesenangan dan kebahagiaan, seperti yang dipromosikan oleh Hari Tertawa Sedunia, dapat membuat pesan lingkungan lebih menarik dan mudah diterima oleh publik.

Ilustrasi: Muid/ GBN.top

Dr. Madan Kataria, dokter dari India pendiri Laughter Yoga  atau Yoga Tertawa, mencetuskan World Laughter Day, Hari Tertawa Sedunia, yang pertama kali diadakan tahun 1998 di Mumbai, India. Gerakan Yoga Tertawa telah menyebar ke banyak negara dan menjadi fenomena global, dengan terbentuknya ribuan klub tawa tempat berkumpul untuk tertawa bersama sebagai bentuk latihan dan meditasi sosial.

Berbagai studi membuktikan bahwa tertawa memiliki manfaat kesehatan yang signifikan. Gelak tawa dapat menurunkan hormon stres, meningkatkan asupan oksigen, merangsang jantung, paru-paru, dan otot, serta meningkatkan sirkulasi darah dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Kini World Laughter Day dirayakan setiap tahun di seluruh dunia pada hari Minggu pertama bulan Mei untuk mengakui pentingnya gelak tawa dalam kehidupan manusia serta tertawa bersama guna meningkatkan kebahagiaan dan mempererat ikatan sosial. Di kota-kota besar dunia, acara umumnya diadakan di taman-taman umum, aula komunitas, atau bahkan di ruang terbuka kantor.

Di era digital, perayaan ini juga merambah ke dunia maya, dengan sesi tawa virtual yang menghubungkan peserta dari berbagai penjuru dunia. Pandemi COVID-19 telah menunjukkan betapa pentingnya menjaga kesehatan mental dan fisik melalui aktivitas seperti tertawa bersama, meskipun hanya melalui layar.

Dr. Kataria berpendapat bahwa tawa tidak harus dipicu oleh lelucon atau humor untuk memberikan manfaat kesehatan karena tubuh tidak dapat membedakan antara tawa yang asli dan tawa yang dipaksa atau simulasi.  Dalam latihan Yoga Tertawa, peserta sering memulainya dengan tawa dipaksa yang dapat segera berubah menjadi tawa yang nyata dan tulus karena tindakan tertawa itu sendiri bisa menular dan memicu kegembiraan nyata. Peserta melakukan berbagai latihan yang dirancang untuk memicu tawa. Misalnya, menyapa satu sama lain dengan tawa, berpura-pura tertawa saat melakukan panggilan telepon, atau bahkan hanya tertawa saat membuat kontak mata dengan orang lain.

Yoga Tertawa sering kali mencakup gerakan badan dan nyanyian yang dapat menciptakan suasana riang dan memudahkan tawa. Misalnya, tepukan dan gerakan ritmis yang diikuti dengan tertawa dapat memfasilitasi transisi dari tawa buatan menjadi tawa alami. Pendekatan ini menekankan bahwa manfaat kesehatan dari tawa, seperti penurunan stres, peningkatan mood, dan penguatan sistem imun, dapat dicapai tanpa bergantung pada humor atau lelucon. Ini membuat Yoga Tertawa menjadi alat yang sangat berguna, karena tidak memerlukan konten komedi atau situasi khusus untuk tertawa, membuatnya lebih mudah diakses dan dapat digunakan oleh siapa saja di mana pun.

World Laughter Day berbeda-beda di tiap negara, mencerminkan keragaman budaya dan tradisi lokal. Di Amerika Serikat, perayaannya termasuk parade tawa, flash mobs, dan acara tawa di taman-taman kota. Jepang merayakannya melalui perpaduan antara tradisi dan inovasi, seperti sesi tawa dengan rakugo (cerita komedi Jepang) atau manzai (stand-up comedy berpasangan). Sedangkan di Brazil diisi dengan tarian, musik, dan tentu saja, tawa. Di Indonesia, gerakan yoga tertawa secara massal bahkan memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) tahun 2023 karena dihadiri lebih dari 10,000 pra-lansia dan lansia.

Menggabungkan upaya pelestarian lingkungan dengan kesenangan dan kebahagiaan, seperti yang dipromosikan oleh Hari Tertawa Sedunia, dapat membuat pesan lingkungan lebih menarik dan mudah diterima oleh publik. Kegiatan tertawa bersama di taman atau di alam terbuka dapat digunakan untuk mengedukasi peserta tentang pentingnya pelestarian alam dan praktik hidup berkelanjutan.

Stres yang diakibatkan oleh isu-isu lingkungan seperti perubahan iklim dan polusi bisa dikurangi melalui tawa, karena tertawa terbukti mengurangi stres, yang pada gilirannya dapat memotivasi orang untuk mengambil tindakan positif terhadap lingkungan. Tawa juga memperkuat ikatan sosial dan membantu membentuk komunitas yang lebih erat. Komunitas yang kuat lebih mungkin untuk bekerja sama dalam inisiatif lokal seperti kegiatan pembersihan, penanaman pohon, dan program daur ulang.

World Laughter Day tidak hanya tentang tawa semata, tetapi juga mengakui kekuatannya dalam menciptakan kedamaian dan pemahaman lintas budaya. Ini adalah pengingat tahunan bahwa dalam suka dan duka, tawa tetap menjadi bahasa universal yang mempersatukan manusia.

 

Kolumnis
Pegiat Harmoni Bumi

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: redaksi.gbn@gmail.com