“Kesetaraan gender dalam bidang sains sangat penting untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi semua orang. Sayangnya, perempuan dan anak perempuan terus menghadapi hambatan sistemik dan prasangka yang menghalangi mereka untuk berkarir di bidang sains. Saatnya untuk mengakui bahwa inklusi mendorong inovasi, dan membiarkan setiap perempuan dan anak perempuan mewujudkan potensi sejatinya.” Itulah pesan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres untuk International Day of Women and Girls in Science.
Hari Peringatan Internasional bagi Perempuan dan Anak Perempuan dalam Ilmu Pengetahuan, yang dirayakan pada 11 Februari setiap tahun, merupakan momen penting untuk mengakui dan merayakan kontribusi perempuan dan anak perempuan dalam bidang sains. Tahun ini, tema utamanya "Kepemimpinan Perempuan dan Anak Perempuan dalam Sains – Era Baru untuk Keberlanjutan," dengan tujuan membahas kepemimpinan perempuan dalam mencapai tiga pilar Pembangunan Berkelanjutan, yaitu kemakmuran ekonomi, keadilan sosial, dan integritas lingkungan.
Mulai dari perubahan iklim hingga kesehatan dan kecerdasan buatan, partisipasi yang setara dari perempuan dan anak perempuan dalam penemuan dan inovasi sains adalah satu-satunya cara untuk memastikan bahwa sains bekerja untuk semua orang, demikian penjelasan Guterres.
Saat ini, kontribusi perempuan hanya sepertiga dari peran komunitas ilmiah global. Perempuan juga mendapatkan pendanaan lebih sedikit, peluang penerbitan yang kurang, dan posisi senior yang tidak memadai di berbagai universitas terkemuka dibandingkan dengan laki-laki. Di beberapa tempat, perempuan dan anak perempuan memiliki akses terbatas atau bahkan tidak memiliki akses sama sekali terhadap pendidikan.
Bagi Indonesia, karisma perempuan dan anak perempuan dalam sains memiliki peran krusial untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Melalui penelitian dan inovasi, mereka dapat memberikan solusi terhadap berbagai tantangan nasional.
Indonesia, sebagai negara berkembang dengan populasi tinggi, memiliki potensi besar dalam sains dan teknologi yang dapat dioptimalkan melalui partisipasi aktif perempuan. Mengakui peran perempuan dan anak perempuan dalam sains sebagai agen perubahan dapat mempercepat pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di Indonesia.
Hari Peringatan ini juga dimaksudkan mendorong lebih banyak anak perempuan untuk mengejar karir di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics), yang pada akhirnya akan meningkatkan diversifikasi dan inovasi dalam penelitian dan pengembangan.
Menurut PBB, mengatasi beberapa tantangan terbesar dalam Agenda Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) – mulai dari peningkatan kesehatan hingga memerangi perubahan iklim – akan bergantung pada pemanfaatan semua talenta. Hal ini berarti seharusnya semakin banyak perempuan yang bekerja di bidang ini. Keberagaman dalam penelitian memperluas jumlah peneliti berbakat, serta menghadirkan perspektif, bakat, dan kreativitas baru.
Namun meskipun STEM secara luas dianggap penting, sejauh ini sebagian besar negara di dunia, terlepas dari tingkat perkembangannya, belum mencapai kesetaraan gender dalam STEM.
ICEF Monitor, sumber informasi pasar pendidikan internasional, memaparkan bahwa kelayakan untuk mengikuti program Pelatihan Praktik Opsional (OPT) yang populer di Amerika Serikat telah diperluas. Dengan OPT, mahasiswa internasional dapat bekerja sementara di AS, asal berhubungan langsung dengan bidang studinya. Perluasan meliputi banyak bidang studi baru yang terkait dengan perubahan iklim dan perlindungan lingkungan, serta ilmu data dan analisis.
Bidang di luar STEM biasanya hanya mendapat OPT, izin bekerja, selama satu tahun, sedangkan lulusan STEM dapat menambah dua tahun lagi, sehingga menjadi 3 tahun.
Menutup kesenjangan gender, kata Sekjen PBB, membutuhkan pembongkaran stereotip gender dan promosi model peran yang mendorong anak perempuan untuk memilih sains; mengembangkan program untuk mendukung kemajuan perempuan dalam sains; dan menumbuhkan lingkungan kerja yang mengangkat bakat semua orang.
International Day of Women in Girls and Science menawarkan kesempatan unik bagi Indonesia untuk mengakui dan memperkuat kontribusi perempuan dalam sains. Melalui promosi kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dalam pendidikan dan pembinaan karir dalam bidang sains, serta kolaborasi internasional, Indonesia dapat mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Perempuan dan anak perempuan memiliki tempat dalam sains. Saatnya untuk mengakui bahwa inklusi mendorong inovasi, dan membiarkan setiap perempuan dan anak perempuan mewujudkan potensi sejatinya.