Ubud Food Festival

Tahun ini, Ubud Food Festival (UFF) bertema tanah (soil) untuk menghargai elemen kehidupan makhluk di bumi.

Ilustrasi: Muid/ GBN.top

Akhir pekan ini di Bali sedang berlangsung Ubud Food Festival (UFF), acara petualangan kuliner lintas budaya selama tiga hari  yang mengangkat ragam kuliner serta keunikan hasil bumi Nusantara. UFF juga menampilkan chef yang sedang naik daun maupun sudah mapan, pembudidaya, penulis, pegiat, dan pelaku usaha kuliner.  

Festival ini menyajikan demo masak, wisata kuliner, makan siang dan makan malam mewah maupun unik, serta makanan kaki lima. Juga ada talk show, lokakarya, dan kelas master, pemutaran film, dan pertunjukan musik.  

UFF yang telah berlangsung sejak 2015 dengan ribuan pengunjung dari Indonesia dan mancanegara, tahun ini memilih tema tanah (soil) untuk menghargai elemen kehidupan makhluk di bumi. Tanah, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO)  adalah penyangga pangan dan pertanian. Sebanyak 95 persen makanan manusia tergantung pada tanah. Namun pada tahun 2050, sebanyak 90 persen dari semua tanah akan terdegradasi. Tanpa adanya perubahan ke arah yang lebih baik, degradasi tanah akan membahayakan ekosistem, iklim, dan ketahanan pangan.  

UFF 2023 menghadirkan lebih dari 100 pakar, pegiat dan pelaku usaha kuliner dari Indonesia dan luar negeri. Petualang kuliner dapat mengikuti berbagai program yang meliputi acara spesial, teater kuliner, food for thought, serta musik dan seni.

Acara spesial, dapat berupa makan siang bersama hingga kolaborasi kuliner antara chef terkemuka di Asia Tenggara, dengan menggunakan. bahan-bahan terbaik dari Bali.

Teater Kuliner merupakan panggung festival yang disemarakkan berbagai demo masak untuk menikmati kelezatan dan keragaman masakan Indonesia. Di sini pengunjung dapat mencicipi kreasi sejumlah chef ternama.  

Food for Thought merupakan ajang berkumpul peserta dan narasumber yang berurai wawasan, berbagi cerita, bertukar ide, dan bersatu dalam mendukung masa depan industri kuliner yang dinamis dan berkelanjutan.  

Musik dan seni dimulai saat matahari terbenam, dengan pertunjukan musisi muda paling berbakat di Bali serta pemutaran berbagai film berbobot.  

Di Taman Kuliner sebagai Festival Hub, pengunjung dapat mampir ke banyak kedai makanan, tempat sederetan pemasok makanan, produsen dan perajin yang menawarkan produk unik dari seluruh penjuru negeri ini.  

Salah satu acara Food for Thought adalah tentang Future Food Culture, atau budaya pangan masa depan. Topik ini diangkat karena sektor pertanian dan pangan sangat terdampak oleh polikrisis, yaitu menyatunya krisis simultan yang saling terkait di bidang lingkungan, geopolitik dan ekonomi.  

Krisis global seperti perubahan iklim, kelaparan, pandemi, punahnya biodiversitas, melebarnya kesenjangan ekonomi, serta meningkatnya kerusuhan sosial dan politik, semakin jarang terjadi dalam isolasi. Mereka berinteraksi satu sama lain sehingga satu krisis membuat krisis kedua lebih mungkin terjadi dan menambah kerugian  secara keseluruhan.  

Di tengah polikrisis banyak pertanyaan yang harus dijawab tentang pangan masa depan, karena sistem pangan global menghadapi tantangan berupa peningkatan permintaan pangan sementara harus bersaing untuk sumber daya — seperti tanah, air, dan energi — yang memengaruhi pasokan pangan.  

Bagaimanakah pertanian akan berevolusi? Jenis ekosistem dan perangkat digital macam apa yang kita butuhkan? Pelajaran apa sajakah yang telah kita dapatkan dari warisan kuliner Nusantara agar menjadi basis pangan masa depan? Apakah para pejuang makanan lokal dan komunitas penduduk asli memiliki peranan kunci untuk menciptakan keberlanjutan?  

Jauh sebelum UFF 2023 berlangsung, Janet DeNeefe pendiri festival ini menekankan bahwa industri makanan kini semakin meningkatkan fokus pada keberlanjutan lingkungan. UFF menghormati pahlawan kuliner dan pelaku usaha makanan yang dengan penuh semangat memperjuangkan penyediaan bahan makanan lokal dan oganik, mengurangi sampah makanan, dan menawarkan produk-produk berkelanjutan. Pengabdian mereka turut mendukung terciptanya sebuah sistem pangan yang lebih berkelanjutan dan berdaya tahan.  

Kolumnis
Pegiat Harmoni Bumi

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: redaksi.gbn@gmail.com