Aset Keuangan Syariah Naik 13,3 Persen Capai Rp 2.450 Triliun

Aset Keuangan Syariah Naik 13,3 Persen Capai Rp 2.450 Triliun

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan pertumbuhan aset keuangan syariah tercatat sebesar 13,3 persen secara tahunan (year on year) mencapai Rp 2.450,55 triliun per Juni 2023 dengan penguasaan market share 10,94 persen terhadap total keuangan nasional.

"Perkembangan yang positif ini menunjukkan bahwa sektor keuangan syariah memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional," ujar Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara dalam acara tahunan Ijtima' Sanawi ke-19 di Jakarta, Jumat (13/10/2023).

Kenaikan aset keuangan syariah tersebut dibarengi dengan peningkatan pangsa pasar perbankan syariah di Tanah Air sebesar 7,31 persen dari total industri perbankan nasional per Juni 2023. Pertumbuhan tersebut berasal dari 13 bank umum syariah, 20 unit usaha syariah, dan 171 BPRS.

"Sebaran porsi aset 65,78 persen bank umum syariah, 31,68 persen unit usaha syariah, dan BPRS sebesar 2,54 persen. Setelah mengalami perlambatan akibat dampak pandemi dan kondisi global yang tidak menentu, industri perbankan syariah nasional berhasil mencatatkan pertumbuhan yang cukup baik," ucap Mirza.

OJK tercatat gencar meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah melalui program Sahabat Ibu Cakap Literasi Keuangan Syariah (SICANTIKS), yang mendorong hadirnya Duta Literasi Perempuan Keuangan Syariah.

Salah satunya dengan memberikan pelatihan literasi secara berkelanjutan kepada key opinion leader (KOL) atau berbasis komunitas, yang akan fokus pada para ibu penceramah/mubaligah, pimpinan dan pengurus majelis taklim, pengurus masjid yang dengan kepemimpinan dan pengaruhnya akan memberikan pengaruh besar untuk meningkatkan literasi keuangan syariah pada komunitas perempuan/ibu yang tergabung dalam kelompok pengajian/majelis taklim dan organisasi.

OJK juga membentuk forum edukasi dan temu bisnis (FEBIS) antara santri UMKM, mahasiswa dan Industri Jasa Keuangan Syariah, dengan dilakukan sesi workshop dan sharing session dengan menghadirkan penggerak inklusi keuangan dari Young Entrepreneurs Academy dan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).

“Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong para santri menjadi pelaku bisnis atau santripreneur berbasis syariah,” ungkap OJK.

Menurut Mirza, di pasar modal syariah, pangsa pasar produk sukuk korporasi, sukuk negara dan reksa dana syariah mencapai 12,7 persen per Agustus 2023. Sedangkan pangsa pasar saham syariah menguasai 56 persen dari seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Prestasi yang diraih keuangan syariah Indonesia juga menjangkau dunia internasional. Indonesia empat kali berturut- turut mendapatkan penghargaan tingkat internasional sebagai The Best Islamic Capital Market yang diberikan oleh Global Islamic Financial Award (GIFA) sejak 2019-2022.

Namun Mirza mengatakan masih ada sejumlah tantangan yang dihadapi utamanya terkait masih rendahnya tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah. Tantangan itu perlu diatasi guna mencapai target literasi ekonomi dan keuangan syariah yang telah ditetapkan Wakil Presiden Ma'ruf Amin yakni sebesar 50 persen.

"Indeks literasi dan inklusi keuangan syariah (tahun 2022) tercatat sebesar 9,14 untuk indeks literasi dan 12,12 persen untuk indeks inklusi keuangan syariah. Kondisi dimaksud memerlukan kita untuk terus melakukan akselerasi tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah dengan kolaborasi yang baik antar segala pihak," ujar Mirza.

Jurnalis GBN

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: redaksi.gbn@gmail.com