4.000 Siswa Keracunan MBG, Pemerintah Pastikan Jalan Terus 

Indef mendesak pemerintah menghentikan sementara program MBG guna dilakukan evaluasi 

Program Makan Bergizi Gratis atau MBG dipastikan jalan terus meski 4.000 siswa dilaporkan keracunan dalam delapan bulan terakhir

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti memastikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) tetap berjalan. Meskipun dalam beberapa waktu terakhir sejumlah siswa mengalami dilaporkan terjadi keracunan MBG. 

Saat memberikan keterangan kepada awak media di Masjid Agung Jawa Tengah, Kabupaten Magelang, Jumat 5 September 2025, Mu'ti menegaskan pihaknya bakal tetap menyiapkan sekolah-sekolah sebagai penerima manfaat. Tindakan ini sebagai bentuk dukungan terhadap keberlanjutan program MBG.

Mu'ti menyebut peristiwa keracunan di sejumlah daerah bakal menjadi bahan evaluasi terhadap salah satu program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto ini.

"Bahwa ada berbagai peristiwa, sebagian anak-anak keracunan, mudah-mudahan bisa menjadi bahan evaluasi," ujarnya. 

Mu'ti menambahkan, MBG akan tetap berjalan dan disempurnakan secara bertahap. Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah ini mengungkapkan, pemeriksaan capaian gizi setelah pelaksanaan MBG akan segera dilakukan, meskipun tidak menyebutkan jadwal pastinya.

"MBG, sesuai arahan Bapak Presiden, tetap akan jalan terus. Dan, secara bertahap akan terus disempurnakan dan ditingkatkan. Pemeriksaan bisa lintas sektoral dengan Kementerian Kesehatan atau mitra lainnya," ungkap Mu'ti. 

Sebelumnya Institute for Development of Economics and Finance (Indef) melaporkan dalam delapan bulan terakhir sebanyak 4.000 siswa di berbagai daerah menjadi korban keracunan MBG. Indef pun mendesak pemerintah menghentikan sementara program MBG 

"Kami mendorong agar setelah evaluasi, setelah dihentikan sementara, kemudian dievaluasi,” ujar Kepala Pusat Ekonomi dan UMKM Indef, Izzudin Al Farras Adha.

Saat berbicara dalam diskusi daring Kamis 4 September 2025, menilai pemerintah tidak seharusnya menganggap ribuan korban keracunan MBG hanya sebagai angka statistik.

Angka keracunan MBG menurut Farras belum mencerminkan secara menyeluruh persoalan mendasar lainnya, seperti lemahnya perencanaan dan pengawasan program di berbagai daerah. Pemberitaan media massa juga mengungkap berbagai temuan di lapangan terkait MBG.

Farras menerangkan sejumlah masalah yang muncul mulai dari persoalan bahan mentah yang dipasok ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), dugaan penggunaan minyak babi pada nampan MBG, serta praktik mark-up anggaran yang bahkan diakui Badan Gizi Nasional. 

Peraih gelar Master of Science dari University College London (UCL) Inggris ini menekankan jika masalah mendasar tidak segera dibenahi dikhawatirkan korban keracunan akan terus bertambah. Terlebih pemerintah berencana memperluas cakupan program MBG.

Jurnalis GBN

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: [email protected]