Bosan ke Bali, Turis Korsel Pindahkan Tujuan Wisata ke Jogja

Kemenparkeraf menyebut Bandara YIA kini bisa didarati pesawat besar seperti Airbus A380.

Yogyakarta kini menjadi salah satu tujuan wisata turis asal Korea Selatan setelah bosan ke Bali

Turis mancanegara dikabarkan mulai bosan berwisata ke Bali. Padahal wilayah yang kerap disebut Pulau Dewata itu adalah destinasi wisata utama Indonesia. Wisatawan atau turis mancanegara pun mulai memindahkan lokasi berliburnya ke daerah lain di tanah air.

Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Raden Wisnu Sindhutrisno mengatakan turis asal Korea Selatan (Korsel) salah satu yang mulai bosan berkunjung ke Bali. Wisatawan Korsel menurut Wisnu kini mulai memindahkan lokasi berliburnya ke Manado, Batam, dan Yogyakarta.

Wisnu mengungkapkan hal itu cukup mengejutkan lantaran sampai saat ini Bali masih menjadi tujuan utama turis mancanegara ke Indonesia.

"Wisatawan Korea Selatan kalau ke Indonesia, itu paling utama dan pertama Bali tentunya. Namun mengejutkannya, mereka (wisman asal Korea Selatan) mau ke Manado sekarang, Manado dan Batam. Itu sudah mulai banyak," ungkap Wisnu.

Saat berbicara dalam acara pembukaan Korea Culture & Travel Festival 2023 di Jakarta, Jumat 1 September 2023, Wsnu menerangkan, turis Korea saat ini sedang menggemari sport tourism atau wisata olah raga, seperti golf dan olah raga air. Kedua olah raga tersebut harganya relatif murah di Batam dan Manado.

"Mereka itu senang sport tourism (wisata olahraga), baik water sport (olahraga air) maupun golf. Relatifnya, tidak terlalu mahal kalau di sana (Manado dan Batam)," ujarnya.

Wisnu menjelaskan, liburan golden week (minggu emas) di negara-negara Asia Timur, seperti Jepang, Korea Selatan, dan China berlangsung pada Mei-April. Saat itulah warga ketiga negara itu banyak yang berlibur ke luar negeri, salah satunya Indonesia.

"Jadi di Asia Timur, seperti Jepang, Korea, dan China, mereka punya yang namanya golden week. Itu libur sekitar dua minggu antara Mei-April. Ketika golden week, mereka liburan ke luar negeri," tutur Wisnu.

Oleh karena itu Kemenparekraf ujar Wisnu telah berkoordinasi dengan sejumlah maskapai penerbangan asal Korea Selatan. Langkah ini dilakukan agar frekuensi penerbangan langsung dari Negeri Ginseng itu ke Indonesia ditambah.

Hingga saat ini, ada empat penerbangan dari Korea ke Indonesia, yakni Garuda Indonesia dengan jadwal dua kali dalam seminggu untuk rute Seoul ke Jakarta, Korean Air tiga kali dalam seminggu untuk rute Seoul ke Jakarta, dan Korean Air sembilan kali dalam seminggu untuk rute Seoul ke Denpasar.

"Barusan saya bertemu dengan manajer Korean Air. Saat ini sedang dalam proses untuk meningkatkan frekuensi penerbangan menjadi sebelas kali perminggu ke Denpasar," ujar Wisnu.

Kemenparkeraf juga mendorong dua maskapai asal Koesel, Korean Air dan Asiana Air juga terbang ke Yogyakarta dan Manado. Terlebih saat ini Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) sudah bisa melayani kedatangan pesawat berbadan besar, seperti Airbus A380.

"Kemudian kita juga dorong Korean Air dan Asiana Air untuk juga terbang ke Yogyakarta dan ke Manado. Apalagi di Yogyakarta, Bandara YIA, itu sudah sangat besar. Bagus dan Airbus A380 juga sudah bisa mendarat di Yogyakarta," papar Wisnu.

Dalam catatan Kemenparkeraf, hingga paruh pertama 2023,sebanyak 145 ribu wisatawan Korea Selatan telah mengunjungi Indonesia. Jumlah tersebut sudah melebihi dari setengah target Kemenparekraf, yakni 194.500 turis asal Korea Selatan pada tahun ini.

Jurnalis GBN

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: redaksi.gbn@gmail.com