BPS Sebut Beras dan Rokok Penyebab Utama Kemiskinan di Indonesia 

Jumlah penduduk miskin di Indonesia per Maret 2025 dalam laporan BPS tercatat sebanyak 23,85 juta orang atau 8,47 persen

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan penyebab utama kemiskinan di Indonesia pada Maret 2025 adalah membeli beras dan rokok

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut dua komoditas yang menjadi penyebab utama kemiskinan di Indonesia. Keduanya adalah beras dan rokok. Dalam laporan BPS per Maret 2025, disebutkan kontribusi beras terhadap kemiskinan di perkotaan mencapai 21,06 persen dan di perdesaan angkanya lebih tinggi, yakni 24,91 persen. 

Sedangkan rokok kretek filter menyumbang 10,72 persen terhadap garis kemiskinan di perkotaan dan 9,99 persen di perdesaan.

"Pada Maret 2025, komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan pada umumnya hampir sama. Beras masih memberikan sumbangan terbesar. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap garis kemiskinan," tulis BPS dalam laporan yang dikutip pada Senin 28 Juli 2025.

BPS mencatat pengeluaran terbesar masyarakat, baik di perkotaan maupun pedesaan justru komponen bukan makanan, seperti perumahan, bensin, listrik, pendidikan, serta perlengkapan mandi. Pengeluaran makanan dan bukan makanan menjadi dua komponen yang diukur BPS untuk menentukan garis kemiskinan. 

Pada Maret 2025, garis kemiskinan tercatat sebesar Rp609.160 per kapita per bulan, naik 2,34 persen dibandingkan September 2024.

Garis kemiskinan makanan merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang diwakili oleh 52 jenis komoditas. Sedangkan garis kemiskinan bukan makanan diwakili oleh 51 jenis komoditas di perkotaan dan 47 jenis komoditas di perdesaan.

Berikut daftar komoditas yang memberi sumbangan besar terhadap garis kemiskinan:

Perkotaan:

Makanan: 73,67 persen

1. Beras: 21,06 persen 

2. Rokok kretek filter: 10,72 persen 

3. Telur ayam ras: 4,50 persen

4. Daging ayam ras: 4,22 persen

5. Mie instan: 2,74 persen 

6. Kopi instan sachet: 2,29 persen 

7. Roti: 2,09 persen, 

8. Kue basah: 1,98 Persen 

9. Bawang merah: 1,79 persen 

10. Gula pasir: 1,78 persen 

Bukan makanan: 26,33 persen 

1. Perumahan: 9,11 pesen 

2. Bensin: 3,06 persen 

3. Listrik: 2,58 persen

4. Pendidikan: 2,07 persen 

5. Perlengkapan mandi: 1,31 persen 

6. Perawatan kulit, muka, kuku, rambut 0,79 persen 

7.  Kesehatan 0,72 persen 

8. Lainnya: 6,68 persen

Pedesaan:

Makanan: 76,07 persen 

1. Beras: 24,91 persen

2. Rokok kretek filter: 9,99 persen

3. Telur ayam ras: 3,62 persn

4. Daging ayam ras: 2,98 persen

5. Gula pasir 2,40 persen

6. Kopi instan sachet: 2,16 persen

7. Mie instan 2,08 persen

8. Bawang merah 1,99 persen

9. Cabai rawit 1,86 persen

10. Kue basah 1,86 persen 

Bukan makanan: 23,93% 

1. Perumahan: 8,99 persen

2. Bensin: 3,03 persen 

3. Listrik: 1,52 persen

4. Pendidikan: 1,25 persen 

5. Perlengkapan mandi: 1,15 persen 

6. Sabun cuci 0,76 persen 

7.  Perawatan kulit, muka, kuku, rambut 0,73 persen

8. Lainnya: 6,50 persen 

Sementara itu jumlah penduduk miskin di Indonesia per Maret 2025 dalam laporan BPS tercatat sebanyak 23,85 juta orang atau 8,47 persen.

Jurnalis GBN

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: [email protected]