Ridwan Kamil resmi menjadi bakal calon gubernur Jakarta. Kepastian ini setelah pria yang biasa disapa Kang Emil itu mengantongi dukungan dari 12 partai politik.
Dukungan dari koalisi besar itu membuat Kang Emil berpotensi berhadapan dengan kotak kosong pada kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta, November 2024 mendatang.
Hampir semua partai yang mempunyai kursi di DPRD all Jakarta memberikan dukungan kepadanya. Hanya PDIP yang tidak memberikan dukungan.
Namun saat berbicara usai deklarasi pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RAWON), Senin 19 Agustus 2024 di Golden Ballroom, Hotel Sultan, Jakarta, Kang Emil berharap dirinya tak melawan kotak kosong pada Pilkada Jakarta.
"Saya berharap sih tidak ada kotak kosong," ujarnya.
Kang Emil mengatakan masyarakat seharusnya diberi kesempatan menilai dan memilih kandidat yang pantas memimpin Jakarta. Itulah sebabnya politikus Partai Golkar ini menyebut semakin banyak pasangan calon yang ikut Pilkada justru semakin baik.
"Kami berharap warga Jakarta diberikan kesempatan untuk memberikan penilaian kepada mereka-mereka yang akan berkontestasi. Semakin banyak (calon), sebenarnya semakin baik," tutur mantan Gubernur Jawa Barat ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ridwan Kamil resmi berpasangan dengan Suswono pada Pilkada Jakarta, November 2024. Kepastian ini setelah pada Senin 19 Agustus 2024 di Golden Ballroom, Hotel Sultan, Jakarta sebanyak 12 partai mendeklarasikan dukungan terhadap pasangan politikus Partai Golkar dan PKS itu.
Partai-partai yang mendukung Ridwan Kamil-Suswono adalah Golkar, Gerindra, NasDem, PKB, PKS, PAN, Demokrat. Selain itu juga PSI, PPP, Garuda, Gelora dan Perindo.
Dari 12 partai itu 10 diantaranya mempunyai kursi di DPRD Jakarta. Total dukungan yang dimiliki pasangan RAWON adalah 91 kursi dari total 106 kursi di DPRD Jakarta. Sedangkan 15 kursi lainnya adalah milik PDIP.
Sampai saat ini pasangan yang disebut-sebut bakal menjadi pesaing Ridwan Kamil-Suswono adalah Dharma Pongrekun-Kun Wardhana.
Namun Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta sampai saat ini belum memutuskan apakah pasangan yang maju dari jalur independen itu bisa ikut Pilkada atau tidak. Diduga ada pencatutan Nomor Induk Kependudukan (NIK) saat pasangan Dharma-Kun mendaftar
