Kabar mantan Gubernur Jawa Barat bakal menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) mendampingi Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo mendapat respon positif dari Partai Golkar. Meski menyatakan dukungan kepada Prabowo Subianto, partai tempat Ridwan Kamil bernaung itu menyatakan tidak bisa melarang jika nantinya pria yang biasa disapa Kang Emil itu benar-benar dipilih PDIP.
Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono menyatakan partai seharusnya bangga jika Kang Emil terpilih. Artinya menurut Agung, Kang Emil dianggap mumpuni dan mampu menjadi Cawapres.
“Kalau (Ridwan Kamil) diminta berpasangan dengan Pak Ganjar, saya kira itu sebuah kehormatan dan bagi Golkar, tentu tidak ada alasan untuk melarang,” ujar Agung.
Saat berbicara Kamis 7 September 2023 Agung yakin Ridwan Kamil akan tetap setia kepada partai berlogo pohon beringin itu. Bahkan saat menemuinya beberapa saat lalu, Ridwan Kamil tetap akan menjadi Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Golkar.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) ini menambah, Ridwan Kamil menemuinya bersama Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto guna membicarakan kemungkinan menjadi Cawapres Ganjar Pranowo.
“Saya yakin bahwa dia tetap sebagai salah satu Waketum (Wakil Ketua Umum) DPP Partai Golkar,” kata Agung.
Mantan Ketua DPR RI ini menuturkan Ridwan Kamil sebenarnya tidak menunjukkan keinginan maju sebagai bakal cawapres. Namun, elektabilitas dan kenyataan di lapangan, menunjukkan Ridwan Kamil cukup mumpuni dan mampu mengemban tugas itu.
“Sebenarnya dia tidak ingin, tapi diminta gimana, (sebab) dia tidak kasak-kusuk tapi di hasil survei elektabilitasnya tinggi terus,” kata Agung.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) ini menegaskan Golkar akan tetap bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM). Meski nantinya Ridwan Kamil benar-benar berpasangan dengan Ganjar Pranowo, Agung memastikan Golkar tetap mendukung Prabowo Subianto di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Agung menyebut Ridwan Kamil maju dalam kontestasi Pilpres 2024 atas nama individu dan bukam selaku kader Partai Golkar.
“Ya monggo misalnya dia dengan Pak Ganjar, tapi dengan wakilnya Pak Ridwan Kamil selaku individu yang kebetulan sebagai Waketum Golkar bukan sebagai (wakil) Golkar,” ujar Agung.
Sebelumnya Ridwan Kamil memberikan kode bakal segera masuk di gelanggang perpolitikan tanah air yang tengah memanas jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Saat berbicara di acara serah terima jabatan di Gedung Sate, Bandung, Selasa, 5 September 2023. Kang Emil memberikan kode soal masa depan karir politiknya.
"Kami mohon doa takdir kami ke mana, kami tidak tahu, tapi insyaallah Tuhan memberikan yang terbaik; tapi kalau minggu depan ada breaking news, ya, mohon dimaklumi. Kodenya itu saja," kata Kang Emil.
Namun mantan Wali Kota Bandung ini tidak memberikan penjelasan soal 'breaking news' yang disampaikannya. Termasuk apakah sudah ada partai politik yang melamarnya untuk ikut meramaikan kontestasi Pilpres tahun depan.
Sinyal Kang Emil bakal turut meramaikan ajang Pilpres 2024 justru datang dari PDIP. Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah menyebut Ridwan Kamil menjadi salah satu kandidat Cawapres mendampingi Ganjar Pranowo.
Saat berbicara di rumah relawan pemenangan Ganjar, Selasa 5 September 2023, Basarah menilai Ridwan Kamil sukses memimpin Jawa Barat. Hal itu pula yang membuat PDIP meliriknya untuk dipasarkan dengan Ganjar Pranowo.
"Saya kira Pak RK (Ridwan Kamil) sebagai salah satu tokoh kepala daerah yang dinilai juga sukses memimpin Jabar sebagai satu kandidat yang masuk dalam pertimbangan tersebut," kata Basarah.
Anggota Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres PDIP ini menyatakan kandidat Cawapres pendamping Ganjar tidak hanya Ridwan Kamil. Basarah menyebut ada beberapa nama lain yang juga sedang dikaji. Meski Partai Golkar resmi mendukung Prabowo, Basarah menuturkan peluang Kang Emil mendampingi Ganjar masih terbuka.
Wakil Ketua MPR RI ini menyebut dinamika politik saat ini masih dinamis. Peta koalisi masih bisa berubah sebelum ada Capres-Cawapres yang resmi ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Tetapi juga bisa saja kerja sama dengan waka calon wakil presiden bukan berasal dari Parpol. Misalnya purnawirawan TNI, tokoh agama, bisa dari profesional, bisa saja anggota kabinetnya Pak Jokowi saat ini," tutur Basarah