Jokowi Beri Arahan Peserta Sespimmen Polri, Pengamat: Wibawa Prabowo Bisa Runtuh

Tindakan menerima peserta Sespimmen Polri dinilai semakin menguatkan dugaan Jokowi mengendalikan institusi kepolisian 

Mantan Presiden Jokowi menerima kunjungan Serdik Sespimmen Polri di kediamannya di Solo, Jawa Tengah Kamis 17 April 2025


Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menilai tindakan mantan Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan arahan kepada Peserta Didik (Serdik) Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri Pendidikan Reguler (Dikreg) ke-65 berisiko memunculkan konflik kepentingan. 

Selain itu kegiatan yang berlangsung di kediaman Jokowi di Jalan Kutai Utara Nomor 1, Kelurahan Sumber, Kota Surakarta atau Solo, Jawa Tengah pada Kamis 17 April 2025 itu bisa semakin menguatkan dugaan Jokowi ikut andil dalam institusi kepolisian.

"Bisa menguatkan dugaan jika Jokowi memang mengendalikan polisi untuk kepentingan politiknya, termasuk dugaan penyalahgunaan wewenang di Pilpres atau Pemilu lalu," ujarnya. 

Saat memberikan keterangan yang dikutip pada Minggu 20 April 2025, Dedi mengatakan  publik harus menegur Jokowi yang semestinya menjaga kehormatan presiden. Bapak kandung Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka itu seharusnya tidak memfestivalkan pengaruhnya, terutama di kalangan elite.

"Jokowi sendiri perlu mendapat teguran publik, ia seharusnya menjaga kehormatan Presiden saat ini, dengan tidak memfestivalkan pengaruhnya di kalangan elit," kata Dedi. 

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) ini khawatir dengan drama kekuasaan yang ditunjukan Jokowi saat ini. Terlebih intensitas pejabat negara dan penegak hukum yang mengunjungi kediamannya kian hari semakin bertambah.

Sebenarnya wajar jika berbagai pihak mengunjungi Jokowi sebagai tokoh bangsa. Namun jika lalu muncul pengkultusan, menurut Dedi, bisa berisiko konflik kekuasaan. Itulah sebabnya Prasiden Prabowo Subianto perlu memberikan teguran.

"Jokowi sebagai tokoh bangsa lazim saja dikunjungi, tetapi jika ada 'pengkultusan' dan rutin, itu berisiko terjadi konflik kekuasaan, Presiden Prabowo perlu memberikan teguran terhadap siapapun yang mewakili negara, tetapi berhubungan dengan Jokowi secara berlebih," ucapnya. 

Dedi menambahkan wibawa Presiden Prabowo bisa runtuh. Padahal seharusnya Jokowi menjaga martabat Presiden Prabowo dengan sikapnya. Jangan sampai Jokowi dianggap post power syndrom dan menyaingi Prabowo.

"Wibawa kuasa Presiden Prabowo bisa runtuh. Jokowi bisa dianggap post power syndrom, menyaingi Prabowo dan jelas itu tidak baik," tandasnya.

Sebelumnya, pada Kamis 17 April 2025, Serdik Sespimmen Polri Dikreg ke-65 menemui Jokowi di kediamannya, di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah. Dalam rombongan peserta terdapat pula Kompol Syarif Fitriansyah yang merupakan ajudan Jokowi. Kompol Syarif diketahui tengah menempuh pendidikan Serdik Sespimmen Dikreg ke-65.

Patun Pokjar II Serdik Sespimmen Dikreg ke-65, Kombes Denny dalam keterangannya,l yang dikutip pada Senin 21 April 2025 mengatakan, kunjungan ini merupakan bentuk silaturahmi peserta didik dengan Jokowi. Selain itu juga bertujuan untuk menjalin hubungan baik serta menggali wawasan dari Jokowi sebagai tokoh nasional.

“Bersilaturahmi dengan Bapak Jokowi sekalian meminta masukan untuk perkembangan ke depannya,” ujarnya. 

Denny menjelaskan, masukan diharapkan terkait dengan tantangan kepemimpinan ke depan, termasuk di era digital yang dipenuhi oleh dinamika kecerdasan buatan (AI), teknologi robotik, serta globalisasi keamanan.

“Perkembangan ke depan yang dimaksud berkaitan kepemimpinan agar bisa menghadapi tantangan global pada era digital, kecerdasan buatan atau kecerdasan artifisial (AI) serta robotic,” tambah Denny.

Jurnalis GBN

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: [email protected]