Lebaran atau pernyataan Hari Raya Idul Fitri selalu identik dengan mudik atau pulang kampung. Warga dari berbagai kota rela melakukan perjalanan yang cukup jauh demi bisa berhari raya di kampung halaman bersama sanak keluarga.
Namun pada Lebaran 2025 suasana mudik tampak lebih lengan ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini lantaran jumlah masyarakat yang melakukan perjalanan mudik tahun ini turun. Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan penurunannya mencapai 24,34 persen.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub, Budi Rahardjo, dalam keterangannya Sabtu 22 Maret 2025, menerangkan pada Lebaran 2025 total jumlah pemudik diprediksi sekitar 146,48 juta. Sedangkan pada 2024 jumlah pemudik mencapai 193,6 juta atau berkurang 47,12 juta.
"Benar, besaran potensi pergerakan masyarakat saat mudik lebaran tahun ini (2025) mengalami penurunan dibanding tahun lalu," ujarnya.
Dari data Sistem Informasi Angkutan dan Sarana Transportasi Indonesia (Siasati) menunjukkan pergerakan penumpang dari lima moda transportasi umum hingga H-3 Lebaran 2025 sebesar 6,75 juta orang atau turun 4,8 persen dari tahun lalu.
Penurunan paling tajam terjadi pada moda bus antarkota antarprovinsi (AKAP) yaitu 10,2 persen. Disusul moda pesawat dan kapal laut yang turun masing-masing 6,8 persen dan 4,8 persen.
Penurunan jumlah pemudik juga berdampak pada penurunan jumlah perputaran yang. Pada Lebaran tahun ini uang yang berputar sebesar Rp137,97 triliun. Jumlah tersebut turun sekitar Rp20 triliun dibanding tahun lalu sebesar Rp157,3 triliun.
Faktor ekonomi dinilai menjadi penyebab kondisi ini. Ditambah dengan maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan penurunan daya beli masyarakat yang membuat masyarakat lebih memilih menghemat pengeluaran ketimbang mudik.
Selain itu, kebutuhan untuk mempersiapkan biaya tahun ajaran baru juga menjadi faktor yang mempengaruhi pengeluaran masyarakat.
Pengamat kebijakan publik Gigin Praginanto menyebut Idul Fitri 1446 Hijriah atau 2025 sebagai Lebaran berduka. Pasalnya momen yang seharusnya dirayakan dengan kebahagiaan itu justru diwarnai dengan penurunan jumlah pemudik dan perputaran uang.
"Lebaran berduka. Jumlah pemudik rontok 50 juta, perputaran uang merosot 20 triliun rupiah," ujarnya.
Melalui cuitan di akun X pribadinya, @giginpraginanto, Selasa 1 April 2025, Gigin mengatakan rakyat membutuhkan pembenahan ekonomi dan bukan percepatan militerisasi pemerintah. Rakyat juga membutuhkan pemerintah merampingkan kabinet dan membabat regulasi penghalang investasi.
"Bukan percepatan militerisasi pemerintah yang dibutuhkan tapi gerak cepat membenahi perekonomian, merampingkan kabinet dan membabat regulasi penghalang investasi," tulis Gigin.
Pemilik akun @jajattea80 pun membenarkan terjadinya penurunan jumlah pemudik pada Lebaran tahun ini.
"Betul kami merasakan perjalanan dri jkt ke cirebon melalui jln pantura hari minggu . Jalanan sepi ,pom bensin sepi antrian , pedagang musiman lapaknya banyak tutup jauh sekali dengan lebaran thn 2024 . Begitupun di kampung banyak yg tidak mudik akhrnya ziarah makam sepi," tulisnya.