Ketua Umum (Ketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep akhirnya buka suara soal dugaan menerima gratifikasi saat melakukan perjalanan bersama istrinya Erina Gudono ke Amerika Serikat (AS), 20 Agustus 2024 lalu.
Pada perjalanan tersebut Kaesang diketahui terbang menggunakan pesawat jet pribadi jenis Gulfstream GVI G650ER dengan nomor registrasi N588SE dari Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta ke Bandara Internasional Philadelphia AS di tanggal yang sama.
Saat memberikan keterangan tertulisnya, Selasa 17 September 2024, Kaesang mengaku dirinya hanya menumpang atau nebeng teman. Namun Kaesang tidak menyebut secara rinci siapa teman yang dimaksudnya.
"Saya menyampaikan informasi mengenai perjalanan saya ke AS yang menumpang atau nebeng temen saya," kata Kaesang.
Terkait kedatangannya ke Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di kawasan Kuningan, Jakarta di hari yang sama, anak bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini menyebut atas inisiatif pribadi dan bukan karena dipanggil. Meski bukan pejabat negara, Kaesang mengatakan mendatangi KPK sebagai warga negara yang baik.
"Kedatangan saya hari ini ke KPK adalah karena inisiatif pribadi sebagai warga negara yang baik, bukan karena panggilan/undangan tertulis dari KPK walaupun saya bukan pejabat/penyelenggara negara," katanya.
Kaesang menuturkan dirinya mendatangi Gedung KPK untuk meminta saran terkait penggunaan jet pribadi yang menimbulkan polemik di masyarakat.
"Saya minta arahan dan nasihat dari KPK," ujarnya.
Kaesang yang datang mengenakan kemeja putih dan celana hitam tampak didampingi Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSI Raja Juli Anthony dan
Direktur LBH PSI Francine Widjojo. Sementara itu Juru Bicara (Jubir) KPK Tessa Mahardika membenarkan Kaesang telah mendatangi Gedung KPK guna memberikan klarifikasi.
Saat berbicara kepada awak media, Selasa 17 September 2024, Tessa mengatakan KPK akan menganalisa pengakuan yang disampaikan Kaesang soal dugaan gratifikasi.
"Betul Saudara K datang ke Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said Kavling C1, dalam rangka pelaporan gratifikasi. Akan dilakukan analisa oleh Direktorat Gratifikasi," ujar Tessa.
