Ketua DPD RI Sultan Bachtiar Najamuddin mengusulkan dana zakat digunakan untuk program makan bergizi gratis (MBG). Tindakan tersebut menurut Sultan bisa dilakukan guna menutupi kekurangan anggaran yang diperlukan agar program unggulan Presiden Prabowo Subianto itu bisa berjalan dengan maksimal.
"Saya melihat begini, memang negara pasti di bawah Pak Prabowo Mas Gibran, ini betul-betul ingin, ya, ingin program makan bergizi gratis ini maksimal. Hanya saja, kan kita tahu semua bahwa anggaran kita juga tidak, tentu tidak akan semua dipakai untuk makan gizi gratis," katanya.
Sultan menilai masyarakat perlu dilibatkan dalam program MBG. Salah satunya melalui dana zakat. Sultan menyebut masyarakat Indonesia memiliki DNA dermawan dan gotong royong.
"Saya sih melihat ada DNA dari negara kita, DNA dari masyarakat Indonesia itu kan dermawan, gotong royong. Nah, kenapa nggak ini justru kita manfaatkan juga," kata Sultan.
Mantan Wakil Gubernur Bengkulu ini menuturkan dana zakat masyarakat Indonesia luar biasa besarnya. Seharusnya dimanfaaatkan, salah satunya untuk mendukung program makan bergizi gratis.
"Contoh, bagaimana kita menstimulus agar masyarakat umum pun terlibat di program makan bergizi gratis ini. Di antaranya adalah saya kemarin juga berpikir kenapa nggak ya zakat kita yang luar biasa besarnya juga kita mau libatkan ke sana, itu salah satu contoh," lanjutnya.
Dengan demikian, menurut Sultan, pemerintah tidak hanya menggunakan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dia juga menyinggung dukungan dari pemerintah Jepang terhadap program MBG.
"Sehingga pemerintah tidak bekerja sendiri dengan anggaran yang ada. Saya pun sudah menyampaikan dengan beberapa duta besar, tolong juga kalau negara-negara luar juga ingin berkontribusi. Ternyata kemarin Jepang sudah mulai ikut support kita," ungkapnya.
Sebelumnya usulan serupa disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf yang menilai dana infak dan sedekah bisa digunakan untuk membantu program makan bergizi gratis.
Pria yang biasa disapa Gus Yahya ini menuturkan dana infak dan sedekah bisa digunakan untuk menambah menu yang disajikan, seperti susu, telur atau bubur kacang hijau yang saat ini belum ada di menu MBG.
"Mungkin tambahan misalnya bubur kacang hijau, tambahan gizi seperti itu ini sangat memungkinkan," katanya.
Saat berbicara di Kantor PBNU Jakarta, Senin 13 Januari 2025 Gus Yahya ini menersngkan dana infak dan sedekah lebih 'longgar' jika dibanding zakat. Sehingga bisa untuk mendukung program makan bergizi gratis.
Sedangkan zakat tidak bisa sembarangan digunakan karena sudah ada aturan fikih soal siapa yang bisa menerimanya.
"Karena zakat ini harus diterima oleh kelompok-kelompok yang spesifik yang di dalam wacana fikih sebagai kelompok-kelompok yang menjadi target yang diperbolehkan menerima zakat. Tapi di berbagai lembaga pengelola, itu kan bukan cuma zakat yang dikelola, tapi ada juga infak dan sedekah, yang itu lebih longgar," kata Gus Yahya.