Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) buka suara soal 8 gerai Matahari yang dikabarkan bakal tutup permanen. Aprindo menilai keputusan tersebut akibat dari kondisi ekonomi Indonesia yang tidak baik dan berdampak pada penurunan daya beli masyarakat.
"Ada kabar dari rekan pengusaha ritel yakni Matahari bahwa akan menutup gerainya lagi, ya kalau tidak salah delapan gerai yang akan ditutup," kata Ketua Umum Aprindo, Solihin.
Saat memberikan keterangan yang dikutip pada Minggu 25 Mei 2025, Solihin mengatakan kondisi perekonomian Indonesia mulai mengkhawatirkan. Terlihat dari banyaknya pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) yang membuat daya beli masyarakat lesu.
"Mereka terpaksa tutup ya karena kondisinya demikian, daya beli masyarakat masih lesu, ekonomi Indonesia juga mengkhawatirkan, ditambah banyak yang kena PHK," ujarnya.
Solihin menuturkan kondisi yang dialami PT Matahari Department Store Tbk cukup sulit. Hal itulah yang membuat peritel fesyen tersebut terpaksa kembali menutup gerainya. Solihin menerangkan keputusan menutup gerai seringkali dilakukan pengusaha ritel sebagai jalan terkahir jika kondisi sudah tidak memungkinkan.
"Tutup gerai ya memang jalan terakhir, karena kondisinya tidak memungkinkan. Apalagi tren beli baju baru sekarang juga turun drastis, ini amat merugikan peritel pakaian," ucap Solihin.
Corporate Affairs Director PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) ini pun berharap kondisi perekonomian nasional segera membaik. Sehingga tidak ada lagi perusahaan yang terpaksa menutup usahanya. Aprindo menurut Solihin juga berharap pelaku usaha bisa segera beradaptasi dengan dinamika pasar yang terus berubah agar tetap bertahan di tengah tekanan ekonomi
“Saya prihatin sebagai Ketua Umum. Situasi ini sangat memprihatinkan. Semoga ke depan ekonomi kita membaik dan tidak ada lagi bisnis yang harus tutup. Saya dengar banyak perusahaan, termasuk di perusahaan media juga mulai mengurangi jumlah karyawan,” ungkapnya.
Sebelumnya pada Desember 2024, PT Matahari Departement Store Tbk telah menutup 13 gerainya. Jumlah tersebut naik dari rencana awal sebanyak 10 gerai. Sedangkan gerai yang dalam pengawasan naik dari 13 menjadi 20 gerai.
Dikutip dari informasi Bursa Efek Indonesia, Senin 9 Desember 2024, perusahaan dengan kode emiten LPPF ini sedang melakukan penyesuaian selektif terkait portofolio gerai.
"Saat ini, Matahari sedang memantau kinerja 20 gerai yang ada dalam watchlist dan berencana menutup 13 gerai tahun ini," tulis manajemen Matahari.