Isu beredarnya beras sintetis beberapa hari terakhir membuat masyarakat khawatir. Pasalnya beras yang dikabarkan berasal dari China itu beracun lantaran terbuat dari plastik. Ketakutan masyarakat makin menjadi-jadi karena isu yang berkembang menyebut beras sintetis itu adalah milik Bulog.
Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Budi Waseso buka suara soal kabar beredarnya tersebut. Pria yang biasa disapa Buwas ini menegaskan kabar beras Bulog beracun dan mengandung plastik tidak benar.
Saat memberikan keterangan, Kamis 13 Oktober 2023, pria yang biasa disapa Buwas menyatakan sampai sat ini pihaknya belum mengimpor beras dari China. Itulah sebabnya Buwas mengaku heran dengan kabar Bulog mendatangkan beras beracun dari Negeri Tirai Bambu itu.
Mantan Kabareskrim ini juga tidak habis pikir, bagaimana bisa isu tidak benar itu bisa menyebar. Selain itu kabar beras sintetis beracun juga di blow-up hingga menimbulkan dugaan negatif dari masyarakat.
"Saya baru ngomong beras dari China saja sudah ada yang mem-blow up beras dari China beracun. Ini kenapa ada yang berpikir negatif tentang pangan padahal ini berbahaya. Beras dari china itu belum saya datangkan, mana mungkin ada berita yang mengatakan beras china beracun," kata Buwas.
Saat berbicara Kamis 12 Oktober 2023, mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) ini mengaku kasihan kepada masyarakat tidak mampu yang selama ini mengonsumsi beras dari Bulog. Mereka menurut Buwas jadi gelisah akibat isu yang tidak benar.
"Kasian saudara-saudara kita yang tidak mampu yang membutuhkan beras hari ini gara-gara berita itu jadi semua gelisah," ujarnya.
Buwas menambahkan Perum Bulog menjadi pihak yang disudutkan dengan berbedarnya kabar tidak benar itu. Padahal selama ini Perum Bulog sebagai instansi yang bertanggung jawab atas distribusi beras selalu menjaga kualitas dengan baik.
"Yang disudutkan Bulog seolah-olah Bulog ini menyalurkannya semaunya beras kualitas rendah tidak ada keamanan yang dijamin untuk masyarakat," tutur Buwas.
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ini pun menduga ada kelompok tertentu yang sengaja mendiskreditkan pemerintah. Tujuannya untuk menimbulkan keresahan masyarakat, terutama penerima bantuan pangan.
"Ini upaya upaya kelompok-kelompok tertentu yg mau diskreditkan pemrintah melalui pangan. Ini ingin menciprakan keresahan pada masyarakat kita. Khususnya masyarkat yang sekarang sedang mendapatkan program bantuan pangan beras dari pemerintah atau presiden," ucapnya.
Buwas pun meminta Satuan Tugas (Satgas) dan Kepolisian melakukan tindakan tegas. Menurutnya penyelenggaraan kabar bohong soal beras sintetis adalah pelanggatan hukum dan kejahatan. Kasus ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan minta maaf.
"Harus ada tindak lanjut secara hukum. Jangan dibiarkan," tegas Buwas.