Mobil Prabowo Isi BBM Shell, Istana: Video Lama Sebelum Jadi Presiden

"Itu video beberapa bulan yang lalu, itu sekitar empat bulan yang lalu," kata Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi

Mobil Maung Garuda milik Presiden Prabowo Subianto kedapatan mengisi BBM di SPBU Shell

Warganet dikejutkan dengan beredarnya video yang menampilkan mobil Maung Garuda sedang mengisi bahan bakar minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell. Mobil berwarna putih itu diketahui digunakan oleh Prasiden Prabowo Subianto. 

Video yang diunggah di berbagai media sosial itu menjadi perhatian publik lantaran beredar bersamaan dengan terbongkarnya kasus pengoplosan BBM jenis Pertalite menjadi Pertamax. 

Pihak Istana pun memberikan klarifikasi terkait video tersebut. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengatakan video itu diambil sekitar empat bulan lalu saat Prabowo masih belum jadi Presiden RI.

"Itu video beberapa bulan yang lalu, itu sekitar empat bulan yang lalu," katanya.

Saat memberikan keterangan yang dikutip pada Sabtu 1 Maret 2025, Hasan menyebut saat itu mobil Maung Garuda masih belum berstatus mobil kepresidenan. Terlihat dari belum adanya plat Indonesia 1 atau RI 1

"Itu sebelum jadi mobil presiden. Belum ada plat Indonesia 1 atau RI 1," ujar Hasan.

Istana menurut Hasan tidak mempersoalkan di mana  mobil Maung Garuda mengisi BBM, termasuk di SPBU Shell. Pasalnya tidak ada tendensi apa pun saat melakukan pengisian BBM. 

"Mengisi BBM bisa dimana saja tanpa tendensi apapun," imbuh Hasan.

Seperti diketahui, publik tengah dihebohkan dengan kabar BBM jenis Pertamax yang dijual di SPBU Pertamina ternyata adalah hasil oplosan dari Pertalite. Praktik curang itu terbongkar bersamaan dengan terungkapnya kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina (Persero) periode 2018-2023. 

Dalam kasus ini Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan ditetapkan sebagai tersangka. Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Kejagung Abdul Qohar mengatakan Riva telah bertindak curang dengan membeli Pertalite kemudian dioplos atau blending menjadi Pertamax.

"Modus termasuk yang saya katakan RON 90 (Pertalite), tetapi dibayar (harga) RON 92 (Pertamax) kemudian diblending, dioplos, dicampur," katanya.

Saat memberikan keterangan pers di Gedung Kejagung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa 25 Februari 2025, Qohar menyebut pengoplosan dilakukan di depo PT Pertamina Patra Niaga dalam pengadaan produk kilang.

Qohar berjanji akan membuka kasus korupsi Pertamina dengan sejelas-jelasnya, termasuk tentang model pengoplosan setelah penyidikan usai dilakukan. 

"Kita tidak akan tertutup, semua kita buka, semua kita sampaikan kepada teman-teman wartawan untuk diakses kepada masyarakat," paparnya.

Jurnalis GBN

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: [email protected]