Pemerintah menyalurkan bantuan sosial (bansos) berupa beras melalui Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebanyak 10 kg setiap bulan kepada 21,35 juta keluarga penerima manfaat (KPM).
Penyaluran bansos beras itu akan dilakukan selama tiga bulan berturut-turut. Dengan begitu setiap KPM akan menerima total 30 kg beras.
Pemberian bantuan tersebut sekaligus untuk mengendalikan inflasi akibat harga beras di Indonesia yang diprediksi masih mengalami kenaikan hingga akhir 2023.
"Saya rasa hampir di seluruh dunia kenaikan harga pangan ini terjadi, tetapi di Indonesia masih dalam batas yang bisa dikontrol," kata Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi di Bogor, Jawa Barat, Senin (12/9/2023).
Harga beras sudah naik sekitar 5-6 persen pada Agustus kemarin. Bansos beras disalurkan untuk periode September hingga November tahun ini. Arief menyebutkan bansos beras yang diberikan untuk 21,35 juta KPM menghabiskan anggaran Rp8 triliun.
Ia mengatakan harga beras sudah naik ke level Rp12.000-an per kilogram saat ini dan memengaruhi inflasi nasional menjadi sebesar 7,9 persen pada Agustus 2023.
Menurutnya, peningkatan harga beras di pasar domestik dipengaruhi oleh kenaikan komponen biaya produksi hingga gabah kering.
"Kemarin ada kenaikan beberapa biaya produksi. Kemudian gabah kering panen kalau dilihat hari ini, juga ada yang beberapa sudah di atas Rp7.000. Kalau gabah kering panen sudah di atas Rp7.000, itu artinya harga berasnya bisa di atas Rp12.000," ujarnya.
Mengikuti kenaikan harga gabah kering giling, harga eceran tertinggi (HET) terbaru untuk beras medium telah disesuaikan dari Rp9.450 per kilogram menjadi Rp10.900 per kilogram. Menurut Arief, Presiden Joko Widodo meminta agar HET beras pemerintah tidak turut dinaikkan.
"Untuk beras yang pemerintah, memang Pak Presiden meminta ditunda. Sekarang sudah waktunya (dinaikkan), karena kita juga sudah memprediksi bahwa sampai dengan akhir tahun, harga itu akan bergerak naik," katanya.
Apalagi, panen pada semester kedua biasanya hasilnya lebih rendah dari yang didapat pada semester pertama, ujarnya menegaskan.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas optimistis harga beras kualitas medium akan turun di bawah Rp11 ribu per kg menyusul penyaluran bansos beras oleh pemerintah sebanyak 10 kilogram per bulan selama tiga bulan ke depan.
"Berarti kami berharap paling mahal Rp11 ribu. Apalagi premium kita, itu kan medium," ujar Buwas di Gudang Bulog, Jakarta Utara, Senin (11/9/2023).
Ia mengatakan penurunan harga beras akan berjalan secara bertahap karena pedagang yang semula membeli beras pada harga tinggi tidak langsung mau menjualnya di harga yang lebih murah.
Menurut Arief, pemerintah perlu mengantisipasi dampak kemarau panjang terhadap potensi panen 1,2 juta ton beras di September, Oktober, dan November 2023.
Presiden memerintahkan agar bantuan pangan tahap dua yang semula dijadwalkan bergulir Oktober hingga Desember 2023 dipercepat demi menolong 21,3 juta penduduk ekonomi lemah yang masuk dalam kelompok KPM.
Dalam program ini pemerintah menyalurkan sekitar 210 ribu ton beras setiap bulan sehingga total stok beras yang digelontorkan per triwulan mencapai 640 ribu ton dari gudang Bulog.