Polemik antaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tampaknya bakal semakin panas. PBNU bahkan dikabarkan berencana mengumpulkan 100 Ribu 'pasukan.'
Ketua PBNU Umarsyah mengatakan Pasukan yang akan dikumpulkan merupakan anggota Badan Otonom (Banom), seperti Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Pagar Nusa.
"Kepada teman-teman Ansor dan Pagar Nusa sudah kami jelaskan dan alhamdulillah mereka sangat memahami kemudian merapatkan barisan dan siap untuk melakukan kegiatan bersama,” ujarnya.
Namun saat berbicara di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Jumat 16 Augustus 2024, Umarsyah tidak menjelaskan secara merinci kapan dan dimana 'pasukan' akan dikumpulkan. Menurutnya teknis pelaksanaan akan dibahas lagi lebih lanjut.
“Insyaallah nanti dalam waktu dekat kita akan selenggarakan yaitu Apel Kesetiaan, ini merupakan hasil dari pertemuan sore hari ini. Kalau maunya mereka sih, macem-macem, mau ngirim pasukannya 100 ribu. Tapi nanti kita bicarakan. Sedang dalam proses pembicaraan,” jelasnya.
Umarsyah mengakui, acara Apel Kesetiaan diselenggarakan terkait dengan polemik PBNU dan PKB. Apel Kesetiaan juga dimaksudnya menunjukkan kesiapan PBNU menghadapi apapun masalahnya.
“Mudah-mudahan berbagai pihak itu tidak berinisiatif untuk istilahnya mau ngejual. Ya Kalau ada yang mau ngejual, ya Kita siap beli, kan gitu. Iya kan. Bahkan diborong,” ucap Umarsyah.
Meski demikian Panglima Santri NU 2023 ini menegaskan pengumpulan 100 Ribu pasukan bukan berarti PBNU bakal mengambil jalur kekerasan. PBNU justru ingin mengembalikan PKB ke jalur yang benar secara baik.
“Sekali lagi, menjalankan kewajiban moralnya untuk melakukan perbaikan. Dan ini merupakan amanah dari Rais Aam kepada ketua umum,” pungkasnya.
Sebelumnya Ketua Umum KH Yahya Cholil Staquf memerintahkan seluruh pengurus wilayah dan pengurus cabang Nahdlatul Ulama (PW/PCNU) bergerak membenahi PKB. Perintah tersebut disampaikan dalam rapat dengan PWNU dan PCNU se-Indonesia yang digelar secara virtual, Rabu 14 Agustus 2024.
"Sekarang saya minta kepada bapak-bapak semua jajaran pengurus di PW dan PC, untuk membantu juga berkomunikasi dengan pimpinan-pimpinan PKB setempat. Bicara PWNU dengan DPW PKB, PCNU dengan DPC PKB," ujarnya.
Pria yang biasa disapa Gus Yahya ini meminta PCNU dan PWNU se-Indonesia membenahi PKB yang dinilai sudah melenceng dari cita-cita para pendirinya. PKB diminta untuk kembali pada rancangan awal saat didirikan.
"Kita minta kepada PKB untuk berubah dan kembali kepada rancangan awal rancangan semula dibuatkan oleh jam'iyah NU untuk PKB," tutur Gus Yahya.
Mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) mengatakan, upaya PBNU membenahi PKB adalah tanggung jawab layaknya orangtua kepada anaknya.
"Kenapa? karena NU yang melahirkan PKB, walaupun anak ini punya kebebasan untuk menentukan nasib dan kebebasan, tetapi saja ortu punya tanggung jawab moral untuk menjaga, memelihara supaya anak ini tetap dalam track yang semestinya," tandasnya.
Tim Pansus PKB bentukan PBNU mengatakan Partai yang didirikan oleh Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada 23 Juli 1998 itu telah dari semangat awal pendiriannya.
Pansus menyebut tiga penyimpangan yang dilakukan PKB, yakni soal wewenang kekuasaan, permusyawaratan, dan tata kelola organisasi, serta yang paling utama adalah tidak lagi melibatkan para kiai dalam perencanaan dan pengambilan keputusan strategis partai.