Kementerian Perdagangan (Kemendag) memberikan tanggapan terhadap masih banyaknya produk impor asal China yang diperjualbelikan di Indonesia. Salah satunya di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Di pusat grosir tekstil itu produk impor asal China dijual dengan harga murah meski tanpa label Standar Nasional Indonesia (SNI).
Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (Dirjen PKTN) Kementerian Perdagangan, Moga Simatupang mengatakan masih merajalelanya produk impor, terutama dari China lantaran wilayah Indoneisia yang sangat luas.
Saat memberikan keterangan, yang dikutip dari detik pada Rabu 14 Agustus 2024, Moga menerangkan Indonesia merupakan negara kepulauan dengan perairan yang sangat luas. Hal itu menjadi celah yang bisa dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab.
"Indonesia ini kan luas banyak celah-celah yang bisa dilakukan oleh oknum tertentu. Modusnya banyak barang-barang masuk secara ilegal, pintunya banyak," kata Moga.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pelaksana Pengawasan Barang Impor Ilegal ini menuturkan lembaga yang dipimpinnya bertugas mengatasi permasalahan tata niaga impor.
Selain itu juga melakukan pemeriksaan, perizinan usaha, atau persyaratan barang tertentu, seperti standar, SNI, dan pajak.
Dalam melaksanakan tugasnya, Satgas hanya menyasar ke gudang importir. Moga mengaku pihaknya telah mengantongi lokasi gudang importir. Meskipun saat dilakukan penggerebekan, tidak temukan adanya aktivitas tersebut.
"Ada beberapa kemarin (lokasi gudang importir). Namun, setelah dicek ternyata nggak ada kegiatan di situ," ujarnya.
Moga berdalih, pelaku adalah sindikat yang bisa bergerak cepat. Di lain pihak Satgas tidak bisa melakukan pembongkaran jika tidak ada kegiatan.
"Mereka kan cepat, yang namanya sindikat ini kan bergeraknya cepat sekali. Terus ada juga gudang kita udah dapet titiknya, tapi nggak ada kegiatan. Nah pada saat nggak ada kegiatan kan kita nggak boleh bongkar maksa nanti kita disomasi. Jadi, nggak ada kegiatan di situ selama Satgas ini dibentuk," jelasnya.
Moga memastikan pihaknya terus melakukan pemantauan secara berkala. Selain memeriksa data yang didapat, dia juga menerima laporan dari masyarakat terkait adanya aktivitas produk impor.
"Jadi intinya Satgas ini bekerja secara berkala ya tim kami mengecek data yang ada dialirkan di sistem kita. Kedua laporan masyarakat. Ketiga terkait dengan pengawasan terpadu bila diperlukan," imbuhnya.