Punya Firasat Tidak Enak Soal IKN, Eks Kepala Otorita: Jangan Sampai Seperti Myanmar

"Kita ini membangun kota, bukan seperti developer yang hanya membangun properti saja," kata mantan Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Bambang Susantoro

Mantan Kepala Otorita IKN Bambang Susantoro mengaku mempunyai firasat tidak enak soal pembangunan IKN di Kalimantan Timur

Mantan Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Bambang Susantoro mengaku punya firasat tidak enak soal pembangunan IKN. Bambang khawatir kota yang berlokasi di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur itu bakal mangkrak alias gagal.

Saat berbicara di Jakarta, yang dikutip pada Sabtu 7 September 2024, Bambang menyebut salah satu alasan kekhawatirannya adalah karena sebulan lagi masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan berakhir.

Bambang menambahkan agar megaproyek senilai Rp466 triliun itu tidak gagal menjadi ibu kota negara seutuhnya, pemerintah pimpinan Presiden Prabowo Subianto perlu menjaga keseimbangan antara pembangunan fisik IKN dengan hal-hal yang bersifat sosiokultural masyarakat.

"Kita ini membangun kota, bukan membangun seperti developer. Jadi, bukan membangun properti saja, yang kita bangun kota," katanya.

Bambang menegaskan warga adalah inti dari sebuah kota. Oleh karena itu membangun masyarakat lebih penting ketimbang sekadar infrastruktur. Mantan Wakil Menteri Perhubungan ini berharap IKN tidak bernasib seperti Naypyidaw yang gagal menggantikan Yangon sebagai ibu kota Myanmar.

"Kalau kita lihat, kita tidak ingin terjebak di dalam kesalahan seperti Myanmar (pindah ibu kota dari Yangon ke Naypyidaw). Itu (Naypyidaw) semuanya bagus, hotelnya ada, fasilitas pemerintahan bagus-bagus, ada dua lapangan golf, ada kebun binatang, tapi orangnya enggak ada. Dalam arti (manusianya) tidak terbentuk," ucap Bambang.

Peraih gelar doktor bidang perencanaan infrastruktur dari Universitas California, Berkeley, Amerika Serikat ini juga menyoroti sebuah miskonsepsi yang kerap dilontarkan sejumlah pihak.

Bambang menekankan IKN tidak dibangun dari nol. Ada 214 ribu orang yang menetap di kawasan tersebut sebelum ditetapkan menjadi IKN.

"Kita melihat sekarang ini ada dua wajah di IKN. Satu wajah modern ditunjukkan kemarin 17 Agustus dan nanti sampai akhir tahun (2024). Satu lagi wajah Kecamatan Sepaku dengan 39.900 orang, gak sedikit loh dan itu saudara kita yang sudah ada di sana," jelasnya.

Bambang pun meminta warga lokal harus dihormati. Jangan sampai mereka hanya menjadi penonton di tengah pembangunan IKN.

"Kita harus hormati mereka, tingkatkan mereka, supaya mereka gak jadi penonton. Itu sebabnya harus segera mem-balance antara fisik yang megah (dan) monumental di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan sama yang sekitarnya," pungkas Bambang.

Jurnalis GBN

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: redaksi.gbn@gmail.com