Ratusan Ribu Ton Beras Berkutu di Gudang Bulog, DPR: Bisa Ancam Keamanan Pangan

"Bisa untuk peruntukan lain, untuk pakan ternak dan sebagainya," ujar Wakil Menteri Pertanian Sudaryono

Ratusan ribu ton beras sisa impor rusak dan berkutu di gudang Bulog Yogyakarta hingga tak lagi layak dikonsumsi

Komisi IV DPR RI mendesak Kementerian Pertanian (Kementan) bertanggung jawab atas temuan 300 ribu ton beras impor berkutu di gudang Bulog Yogyakarta. Temuan itu menunjukkan lemahnya tata kelola pangan. Kondisi ini dikhawatirkan bisa mengancam keamanan pangan dan berpotensi merugikan negara. 

“Dan berpotensi merugikan keuangan negara serta mengancam keamanan pangan masyarakat,” kata  anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan.

Dalam keterangannya, Senin 17 Maret 2025 Johan mengatakan ratusan ribu ton beras berkutu itu merupakan sisa stok beras impor tahun lalu. Politikus PKS ini pun mempertanyakan kebijakan impor yang dinilai berlebihan. Akibatnya beras menumpuk terlalu lama hingga rusak dan tidak lagi layak dikonsumsi. 

Selain itu menurut Johan, beras yang tidak segera disalurkan adalah bentuk pemborosan yang bisa merugikan negara. 

“Ini bentuk pemborosan yang merugikan negara, sangat bertentangan dengan kebijakan efisiensi Pak Presiden Prabowo” katanya. 

Johan juga mendesak Kementerian Perdagangan (Kemendag) melakukan audit menyeluruh terhadap mekanisme pengadaan dan penyimpanan beras impor. Selain itu,  Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Bulog, harus transparansi dalam tata kelola beras. 

Politikus asal Nusa Tenggara Barat (NTB) meminta pihak terkait memastikan beras yang disalurkan kepada masyarakat harus benar-benar layak konsumsi.

“Kita harus memperbaiki kebijakan pangan agar lebih berpihak kepada petani dan memastikan stok beras yang tersedia berkualitas baik untuk masyarakat. Pemerintah tidak boleh terus bergantung pada impor yang akhirnya merugikan rakyat sendiri,” tandasnya. 

Sementara itu Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengakui adanya beras bekutu di gundang Bulog Yogyakarta. Menurutnya beras tersebut tidak disalurkan ke masyarakat karena sudah tidak layak dikonsumsi. 

"Memang ada, enggak begitu banyak juga sih. Cuma yang jelas sudah kami perintahkan untuk tidak diberikan kepada masyarakat, tidak dijual kepada masyarakat," katanya. 

Saat berbicara di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta pada Senin, 17 Maret 2025, Sudaryono mengatakan beras berkutu itu akan dimanfaatkan untuk keperluan lain selain, salah satunya untuk pakan ternak.

"Kan bisa untuk peruntukan lain, apakah untuk pakan ternak dan sebagainya," ujar Sudaryono. 

Sebelumnya Ketua Komisi IV DPR Siti Hediati Hariyadi mengungkapkan temuan ratusan ribu ton beras sisa impor rusak hingga berkutu di gudang Bulog Yogyakarta. Akibatnya beras tersebut tidak lagi layak dikonsumsi. 

“Di situ kami menemukan masih banyak beras-beras sisa impor yang lalu di dalam gudang Bulog itu yang sudah banyak kutunya," kata wanita yang biasa disapa Titiek Soeharto ini, Selasa 11 Maret 2025.

Jurnalis GBN

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: [email protected]