Tak Beri Sanksi Gibran dan Bobby Kampanye untuk Ganjar, Pengamat Nilai Bawaslu Takut pada PDIP

Bawaslu hanya sibuk berwacana padahal banyak hal yang harus ditangani dan diselesaikan.

Bawaslu dinilai takut pada PDIP karena tidak berikan sanksi atas pelanggaran Pemilu yang terjadi

Tindakan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) yang seolah mendiamkan tindakan Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution berkampanye untuk Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo disesalkan banyak pihak. Pasalnya keduanya sampai saat ini masih menjabat sebagai kepala daerah.

Gibran adalah Wali Kota Surakarta Jawa Tengah dan Bobby adalah Wali Kota Medan Sumatera Utara. Selain anak dan menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu ada pula Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven O E Kandouw yang juga berkampanye untuk Ganjar Pranowo.

Pengamat politik Titi Anggraini mengaku prihatin dengan sikap Bawaslu yang terkesan tidak berani bertindak tegas terhadap berbagai pelanggaran jelang pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Sikap diam Bawaslu seolah memperlihatkan rasa takut saat berhadapan dengan partai besar, terutama PDIP.

Titi menyebut Bawaslu bekerja lambat dan kurang responsif saat menanggapi aduan masyarakat terkait pelanggaran Pemilu. Itulah sebabnya Titi mendesak Bawaslu segera berbenah diri, salah satunya dengan berani bertindak tegas dan cepat menyelesaikan masalah yang terjadi di lapangan.

"Bawaslu segera berbenah, punya anggaran, punya personel, punya kewenangan, tidak ada alasan bagi Bawaslu untuk kemudian bekerja lambat dan tidak responsif dengan aduan masyarakat," ujar Titi.

Saat berbicara Selasa 29 Agustus 2023, pengajar Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini menambahkan jika Bawaslu tidak berubah dan berbenah, kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tersebut akan semakin turun.

Padahal sejatinya Bawaslu adalah lembaga paling kuat dalam melakukan pengawasan sepanjang sejarah pelaksanaan Pemilu di Indonesia.

"Hari ini Bawaslu sudah bertransformasi menjadi lembaga yang mengawasi Pemilu paling kuat dalam sejarah pengawasan Pemilu Indonesia," ucapnya.

Titi juga berharap Bawaslu bisa bekerja lebih progresif dan kreatif guna menghadirkan kontestasi demokrasi yang adil dan setara untuk semua peserta.

"Kemudian yang diharapkan adalah progresivitas dan kreativitas dalam rangka menghadirkan kompetisi yang adil dan setara. Nah, pegangan kita kan konstitusi," imbuh Titi.

Pendapat serupa disampaikan pengamat politik Ray Rangkuti yang meminta Bawaslu segera memeriksa kader-kader PDIP yang jelas-jelas mengajak masyarakat memilih Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

"Ini sudah kewajiban Bawaslu untuk memeriksanya. Sebab, dari definisi kampanye yang sering diungkapkan oleh Bawaslu, sebenarnya sudah termasuk," ujar Ray.

Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia ini menilai sudah ada ajakan memilih, dan yang dipilih sudah termasuk peserta pemilu yang ditetapkan. Tapi Ray menyayangkan sikap Bawaslu yang justru sibuk berwacana, padahal banyak hal yang harus diselesaikan.

"Sayangnya, Bawaslu masih sibuk berwacana. Inilah, itulah. Banyak alasan. Yang pada intinya membuat mereka tidak menyikapinya. Tak ada yang bisa menjelaskannya kecuali Bawaslu. Kalau memang tidak melanggar, berarti orang lain boleh melakukannya juga. Tapi kalau melanggar, tentu Bawaslu harus menghentikannya," tutur Ray.

Sebelumnya di media sosial X atau yang dulu bernama Twitter, beredar video ajak memilih Ganjar Pranowo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Ajakan yang diunggah di akun resmi PDIP tersebut disampaikan oleh Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution.

Dalam video tersebut, Gibran mengajak masyarakat mendatangi Tempat Pemungutaj Suara (TPS) pada 14 Februari 2024. Gibran meminta masyarakat memilih Capres PDIP, yakni Ganjar Pranowo.

"Saya, Gibran Rakabuming, mengajak seluruh warga untuk berbondong-bondong ke TPS di 14 Februari nanti untuk memilih PDI Perjuangan dengan Pak Ganjar. Terima kasih," kata Gibran pada video itu.

Ajakan serupa disampaikan Bobby Nasution. Menurut suami dari Kahiyang Ayu ini, track record Ganjar Pranowo sudah jelas. Itulah sebabnya Bobby mengajak masyarakat memilih Capres yang saat ini menjabat Gubernur Jawa Tengah itu.

"Saya Muhammad Bobby Afif Nasution, Wali Kota Medan, ingin menyampaikan dan mengajak bersama-sama memilih pemimpin yang sudah jelas track recordnya, seperti Bapak Ganjar Pranowo, untuk bisa kita pilih pada Pilpres 2024 nanti," ujar Bobby juga melalui video.

Tindakan tersebut cukup mengejutkan lantaran saat ini masih belum masuk jadwal kampanye. Berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 15 Tahun 2023 tentang kampanye Pemilu 2024, kampanye bisa dilakukan pada 28 November 2023-10 Februari 2024.

Selanjutnya pada 11-13 Februari 2024 memasuki masa tenang dan 14 Februari 2024 adalah hari pencoblosan.

Jurnalis GBN

Tentang GBN.top

Kontak Kami

  • Alamat: Jl Penjernihan I No 50, Jakarta Pusat 10210
  • Telepon: +62 21 2527839
  • Email: redaksi.gbn@gmail.com