Penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus terjadi. Hal ini membuat sebagian pihak merasa khawatir. Pada perdagangan Senin 23 Oktober 2023, nilai tukar dolar AS menyentuh angka Rp15.965. Nilai ini hampir menembus batas psikologis Rp16.000 per dolar AS. Sedangkan hingga Selasa siang, rupiah masih berada pada nilai Rp15.880 per dolar AS.
Namun pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibantah oleh Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian AIrlangga Hartarto. Menurutnya yang terjadi bukan pelemahan rupiah melainkan dolar AS yang menguat.
Saat berbicara usai menghadiri 11th US-Indonesia Investment Summit di Mandarin Oriental Hotel, Jakarta Pusat, Selasa, 24 Oktober 2023 Airlangga menjelaskan pelemahan rupiah yang terjadi saat ini dipicu oleh sentimen 'strong dollar'. Dari data Refinitiv, rupiah melemah secara tahun kalender (year to date/ytd) sebesar 2 persen.
"Ini bukan rupiah melemah, US dollar menguat. Karena itu ke semua negara. Itu sih ya kita antisipasi aja," kata Airlangga.
Sebelumnya pada Senin 23 Oktober 2023 Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memanggil anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) guna membahas tren pelemahan rupiah. Usai rapat tersebut Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pergerakan nilai tukar dolar AS merupakan salah satu tanda perekonomian global sedang bergerak dinamis.
Menghadapi hal tersebut, wanita yang biasa dipanggil Ani ini menerangkan pihaknya telah melakukan koordinasi antara kebijakan fiskal melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan kebijakan moneter yang dikendalikan Bank Indonesia (BI). Ani menyebut kedua kebijakan itu akan disinkronkan.
"Kita menggunakan dari mulai instrumen di market maupun dari sisi komunikasi kebijakan yang akan terus kita lakukan bersama antara BI dan Kemenkeu," ujar Sri Mulyani.