Pemenuhan kebutuhan dana dari kocek sendiri untuk keperluan pembiayaan cenderung meningkat dalam satu bulan terakhir hingga tiga bulan mendatang, berbarengan dengan kebijakan BI menaikkan tingkat suku bunga acuan BI7DRR sebesar 25 basis points menjadi 6 persen.
Survei Permintaan dan Permintaan Pembiayaan Perbankan Bank Indonesia per Oktober 2023 mengungkapkan responden yang menggunakan dana sendiri untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan meningkat menjadi 63,2 persen pada Oktober 2023 dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 50,7 persen.
“Responden menyampaikan alasan pemilihan sumber pembiayaan terutama dipengaruhi oleh aspek kemudahan dan kecepatan perolehan dana (82,1 persen) serta optimalisasi fasilitas eksisting (15,1 persen),” ungkap Survei Permintaan dan Permintaan Pembiayaan Perbankan BI yang dirilis Senin (21/11/2023).
Survei tersebut juga mengungkapkan kebutuhan pembiayaan korporasi 3 bulan yang akan datang hingga Januari 2024 diperkirakan meningkat dibandingkan periode sebelumnya dengan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) 29,1 persen.
Pertumbuhan pembiayaan korporasi terutama digunakan untuk mendukung aktivitas operasional (84,5 persen) dan membayara kewajiban jatuh tempo yang tidak bisa digeser (rollover) sebesar 24,6 persen.
Responden mengatakan pemenuhan kebutuhan dana dalam 3 bulan ke depan mayoritas masih dipenuhi dari dana sendiri (73,9 persen), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya (64,4 persen), diikuti pembiayaan dari fasilitas kelonggaran tarik (14,1 persen) yang juga meningkat dibandingkan bulan sebelumnya (13,3 persen).
“Sementara itu, pembiayaan yang berasal dari pengajuan kredit baru ke perbankan dalam negeri sebesar 12,7 persen, diperkirakan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 18,9 persen,” ungkap survei tersebut.
Seperti diketahui, rapat Dewan Gubernur BI menaikkan suku bunga acuan BI7DRR pada 19 Oktober 2023 sebesar 25 basis point menjadi 6 persen. Kenaikan tersebut merupakan yang kedua pada tahun ini setelah sebelumnya pada Januari menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis points menjadi 5,75 persen.
Secara umum survei tersebut menyimpulkan penyaluran kredit baru oleh perbankan pada Oktober 2023 terindikasi tumbuh dengan SBT sebesar 82,1 persen. Faktor utama yang memengaruhi penyaluran kredit baru tersebut antara lain permintaan pembiayaan dari nasabah, tingkat persaingan usaha dari bank lain, serta prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan.
Pembiayaan korporasi pada Oktober 2023 terindikasi tumbuh dibandingkan bulan sebelumnya. Hal tersebut tecermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi sebesar 15,7 persen. Adapun sumber pembiayaan korporasi terutama berasal dari dana sendiri, diikuti pembiayaan yang berasal dari perbankan dalam negeri dan pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik.
Di sisi rumah tangga, permintaan pembiayaan baru terindikasi relatif stabil pada Oktober 2023 dengan mayoritas pembiayaan masih dipenuhi dari bank umum. Selain perbankan, sumber pembiayaan lain yang menjadi preferensi rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan antara lain koperasi dan leasing.